Denpasar (Antara Bali) - Pakar pariwisata Universitas Udayana, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra memberikan apresiasi terhadap pengelola warisan budaya dunia (WBD) Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali yang melakukan terobosan dengan melibatkan wisatawan mancanegara dalam proses penggarapan lahan pertanian.
"Wisatawan yang mengunjungi sawah cantik berundan-undang (bertingkat-tingkat) diajak memotong padi yang telah menguning menggunakan ani-ani," kata Prof Darma Putra yang juga Ketua Program Studi Kajian Pariwisata Universitas Udayana di Denpasar, Rabu.
Kawasan Catur Angga Batukaru, Jatiluwih, Kabupaten Tabanan menjadi satu-kesatuan dengan tiga kawasan lainnya di Bali yang dikukuhkan UNESCO menjadi warisan budaya dunia (WBD) kini mulai dikenal masyarakat internasional.
Wisatawan yang berkunjung ke subak Jatiluwih selama tujuh bulan hingga Juli 2014, mencapai 78.839 orang, kebanyakan wisatawan Jepang dan Eropa.
Meningkatnya angka kunjungan mendongkrak pendapatan pengelola dimana sampai Juli 2014, pengelola mengantongi Rp1,4 miliar. Pendapatan itu diperoleh dari tiket masuk, parkir dan pendaptan lain seperti "shooting pre-wedding".
Tiket masuk untuk turis asing Rp20.000, untuk domestik Rp15.000, parkir kendaraan roda empat Rp5.000.
Pesaseh Subak Jatiluwih, Tabanan I Nyoman Sutama, BSc menuturkan, tahap pertama melibatkan wisatawan dalam proses pertanian yang bersifat ringan-ringan saja sehingga mereka memiliki pengalaman dalam bertani.
Keterlibatan turis itu antara lain ikut memotong padi lokal Bali yang tingginya mencapai 1,5 meter saat panen dengan menggunakan alat tradisional yang disebut "anggapan".
Pengelola WBD Jatiluwih bekerja sama dengan petani setempat dalam waktu dekat melakukan kegiatan membajak sawah dengan sapi dan kerbau secara massal.
Kegiatan tersebut untuk menambah daya tarik objek wisata Jatiluwih yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.
Namun dalam pelaksanaannya itu menghadapi kendala berupa tempat parkir untuk menampung kendaraan yang mengangkut wisatawan ke daerah itu.
Pemkab Tabanan sedang berusaha mendapatkan areal untuk tempat parkir dan jika itu terealisasi akan memecahkan masalah parkir dan dapat meningkatkan turis berkunjung ke Jatiluwih.
Nyoman Darma Putra menambahkan, walaupun banyak hal yang masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan objek wisata Jatiluwih, pembentukan badan pengelola objek wisata telah mulai melakukan penataan ke arah positif.
"Tampaknya pengelola telah mampu menunjukkan manfaat ekonomi objek wisata kepada masyarakat termasuk petani sehingga ke depannya hal positif itu bisa menimbulkan kesadaran untuk pengembangan Jatiluwih sebagai sumber daya ekonomi pariwisata masyarakat menjadi lebih baik seperti objek wisata Tanah Lot," ujar Darma. (WDY)
Pakar: Pengelola WBD Jatiluwih Lakukan Terobosan
Rabu, 3 September 2014 10:15 WIB