Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta masyarakat untuk mempererat kebersamaan antarumat guna menangkal masuknya paham dari kelompok radikal untuk membentuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kebersamaan tetap harus dijaga bagaimanapun itu harus dijaga," katanya usai menghadiri halalbihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali di Sanur, Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, Bali tidak menoleransi masuknya paham radikal itu karena tidak mencerminkan perilaku dari Islam sesungguhnya, yakni sebagai rahmat segala alam semesta.
"Saya imbau warga untuk mewaspadainya agar tidak mudah dipengaruhi ideologi itu," ucapnya.
Pastika mengingatkan bahwa masuknya suatu ideologi berbahaya tidak mudah dideteksi oleh manusia secara kentara. Namun, hal itu bisa dirasakan, khususnya oleh umat Islam.
"Yang paling bisa merasakan adalah umat Islam oleh karena itu daya tangkal itu yang kami harapkan. Di Bali banyak pesantren, madrasah, dan masjid yang bersama kelompok Hindu yang menyatu dengan masyarakat Bali. Saya minta yang paling dulu tahu dan bisa mendeteksi itu adalah umat Islam," ucap Pastika.
Meski demikian, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Bali itu meminta MUI untuk terus menyampaikan bahaya ISIS kepada umatnya.
Pastika mencontohkan toleransi antarumat, khususnya umat Hindu dan Islam, di Bali telah berlangsung sejak zaman dahulu, salah satunya dibuktikan dengan adanya "pelinggih" atau tempat pemujaan Ratu Mekah di Pura Penegil Dharma di Kubutambahan, Buleleng.
Hal itu, kata dia, menjadi salah satu contoh kebersamaan yang harus dijaga salah satunya untuk menangkal paham radikalisme. (WDY)