Denpasar (Antara Bali) - Semangat "Paras-Paros" dinamika dalam kebersamaan masyarakat Bali perlu terus digelorakan dan direvitalisasi untuk diaplikasikan dalam kehidupan yang mulai mengalami pergeseran menyangkut berbagai sendi kehidupan masyarakat Pulau Dewata.
"Kebersamaan itu sejalan dengan perubahan dinamika masyarakat, dengan mempertimbangkan tempat, waktu dan keadaan (desa, kala, patra)," kata Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Dibia MA di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, kebersamaan dalam aktivitas berkesenian itu sudah diterapkan para seniman Pulau Dewata karena sebuah pementasan membutuhkan adanya kerja kolektif dan banyak orang yang secara relatif memiliki kecocokan jiwa, kebersamaan semangat, dedikasi dan kedekatan cita rasa.
Bahkan segala kegiatan artistik seperti aktivitas manusia melibatkan usaha bersama banyak orang, meskipun pelaku utamanya (eksekutor) satu orang. Seorang pelaku seni tidak bisa berbuat banyak tanpa adanya dukungan dan bantuan orang lain.
Melalui kerja sama itulah muncul dan tercipta karya seni yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Keterlibatan banyak orang tidak hanya diperlukan dalam proses penciptaan, namun juga sangat penting dalam pemasarannya yang membutuhkan jaringan organisasi cukup kompleks.(IGT)