Singaraja (ANTARA) - Mahasiswa lintas agama di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, mengunjungi sekaligus belajar keberagaman di Pura Negara Gambur Anglayang, Desa Kubutambahan, yang selama ini dikenal sebagai simbol moderasi dan kerukunan umat beragama.
"Kunjungan ini sebagai upaya semakin memupuk rasa persaudaraan sesama mahasiswa dan rangkaian dari projek rumah moderasi mahasiswa di Bali Utara," kata Pimpinan Program Rumah Moderasi Mahasiswa Acarya Media Nusantara (AMN) Komang Agus Widiantara, di Singaraja, Sabtu.
Ia menjelaskan mahasiswa yang tergabung dalam rumah moderasi sebelumnya juga telah melaksanakan berbagai kegiatan, seperti diskusi moderasi bersama pimpinan umat, webinar moderasi beragama, dan juga kegiatan lainnya yang melibatkan mahasiswa lintas agama di Pulau Dewata.
Agus mengatakan kunjungan ke Pura Gambur Anglayang yang merupakan simbol moderasi dan perbedaan lintas iman sebagai upaya memberikan pemahaman kepada generasi muda, utamanya mahasiswa, bahwa kerukunan dan moderasi beragama telah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu di Bali Utara dan patut dijadikan contoh.
Keberadaan Pura Negara Gambur Anglayang sendiri terbilang unik karena di dalam kawasan Pura terdapat beberapa pelinggih (lokasi pemujaan khusus) pada agama-agama yang ada seperti Islam, Budha, Konghucu, dan juga Kristen.
Baca juga: STAHN Mpu Kuturan dan Kesbangpol Buleleng inisiasi rumah moderasi mahasiswa
Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi Pura yang berlokasi di dekat pantai dan dulu diyakini sebagai kawasan pelabuhan tua di wilayah Bali bagian utara yang banyak didatangi pedagang dari berbagai negara di dunia.
"Simbol-simbol masa lalu tersebut yang ingin kami sampaikan kepada anak-anak muda bahwa praktik moderasi itu sudah dilakukan di Bali jauh sebelum program moderasi dikampanyekan oleh pemerintah saat ini," katanya.
Agus berharap kedepannya nilai-nilai moderasi semakin mengakar pada pola pemikiran dan laku kehidupan anak-anak muda di daerah tersebut, juga dalam jangka panjang sebagai upaya meletakkan kerukunan umat beragama sebagai fondasi penting pembangunan bangsa dan negara di masa depan.
"Anak-anak muda ini ke depan akan menjadi pewaris pembangunan. Mereka harus paham bahwa jati diri orang Bali dan Indonesia pada umumnya adalah moderat. Jangan sampai muncul praktik-praktik yang melawan nilai-nilai luhur tersebut," katanya.
Kegiatan rumah moderasi mahasiswa juga sebagai bagian dari Festival Moderasi Bali Utara sebagai upaya menyemarakkan program moderasi di wilayah Kabupaten Buleleng. Kegiatan akan dilaksanakan selama tiga bulan penuh mulai Agustus sampai Oktober 2023.