Jakarta (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan
utang negara saat ini dalam situasi yang jauh lebih aman dengan posisi
rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 23
persen.
"Utang adalah faktor penting karena berkaitan dengan rasa percaya
diri dan harga diri suatu bangsa," kata Presiden Yudhoyono ketika
menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka menyambut HUT ke-69
Kemerdekaan RI di hadapan Sidang Bersama DPR dan DPD di Jakarta, Jumat.
Kepala Negara menyebutkan utang juga sering dianggap sebagai ancaman
dan stigma yang buruk oleh rakyat Indonesia. Di puncak krisis moneter
tahun 1998, rasio utang Indonesia terhadap PDB adalah 85 persen, yang
artinya jumlah utang hampir sama besarnya dengan penghasilan bangsa
Indonesia.
"Dengan susah payah, akhirnya kita berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB kita menjadi sekitar 23 persen," ujarnya.
Ia menegaskan kondisi itu bukanlah capaian yang boleh diabaikan jika
dibandingkan dengan rasio utang terhadap PDB negara-negara maju yang
terus tinggi, Jepang 227,2 persen, Amerika Serikat 101,5 persen, atau
Jerman 78,4 persen.
"Dalam hal ini rasio utang terhadap PDB Indonesia adalah yang terendah di antara negara-negara G-20," ungkapnya.
Menurut Presiden, Indonesia juga telah melunasi utang kepada Dana
Moneter Internasioanl (IMF), dan melakukannya empat tahun lebih awal
dari jadwal yang telah disepakati.
"Salah satu momen yang akan selalu saya ingat sebagai Presiden
adalah ketika menerima Managing Director IMF di kantor saya, dan waktu
itu, justru Indonesia-lah yang balik memberikan masukan bagaimana cara
mereformasi IMF," tuturnya.
Ia menyebutkan Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF, yang semua
kebijakan dan perencanaan ekonominya harus didikte oleh IMF.
Menurut Kepala Negara, hibah juga bukan lagi faktor penentu dalam
pembangunan Indonesia. Indonesia tetap menerima hibah dari negara
sahabat, dan menghargainya sepanjang diberikan dengan itikad baik dan
semangat persahabatan.
"Namun, hibah dari dunia internasional kini hanya berjumlah sekitar
0,7 persen dari seluruh anggaran nasional. Ini menandakan bahwa kita
telah mencapai kemandirian ekonomi yang makin signifikan," ujarnya.
Jumlah utang yang lebih aman merupakan satu dari lima perkembangan positif dalam pembangunan Indonesia.
Perkembangan
positif lain meliputi stabilitas dan kondisi makro ekonomi yang relatif
baik, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, menjadi anggota G-20 dan
prestasi ekonomi seperti anggaran pembangunan yang mencapai Rp1.842
triliun, cadangan devisa mencapai 124,6 miliar dolar AS dan nilai
invetasi yang mencapai Rp2.296,6 triliun. (WDY)
Presiden: Utang Negara dalam Situasi Lebih Aman
Jumat, 15 Agustus 2014 13:01 WIB