Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah sosial dan agama, Dr. I Ketut Sumadi menilai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla merupakan figur pemimpin yang merakyat, dekat dengan rakyat tanpa banyak formalitas.
"Pak Jokowi sosok yang sederhana dan mencintai rakyat sehingga masyarakat Indonesia secara serempak menentukan pilihan kepadanya," kata Dr Ketut Sumadi yang juga Ketua Program Studi Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Rabu.
Ia menilai, sosok Jokowi dalam konteks komunikasi dapat melakukannya secara cepat dan mudah kepada semua pihak, termasuk dengan masyarakat, meskipun beban kehidupan rakyat semakin berat dari sisi ekonomi.
"Rakyat dengan adanya komunikasi yang baik dengan pemimpin, maka beban berat bidang ekonomi akan terasa semakin ringan karena ada pemimpin yang ikut memperhatikannya," ujar Ketut Sumadi.
Ia mengingatkan, presiden dan wakil presiden yang terpilih dalam mengendalikan bangsa dan negara Indonesia lima tahun mendatang, kunci sukses adalah mampu memelihara dan memantapkan kerukunan antarumat beragama di Nusantara.
Menghargai perbedaan, pendapat dan keragaman dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekligus mampu mewujudkan keharmonisan serta persatuan dan kesatuan bangsa sebagai modal utama dalam memacu pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Dengan meningkatnya pembangunan, terutama bidang ekonomi akan mampu mengangkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus meningkatkan kemampuan daya saing Indonesia di dunia internasional.
Dr Ketut Sumadi menambahkan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla lima tahun ke depan hendaknya mampu mengimplementasikan kebhinnekaan yang sejalan dengan "Tri Hita Karana" yakni keharmonisan dan keserasian sesama umat manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami harapkan lewat komunikasi yang baik dengan semua pimpinan TNI dan Polri mampu menguasai secara mantap kondisi negeri kepulauan sesuai konsep harmoni dan keutuhan NKRI," ujarnya.
Ia menekankan, Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai kepentingan menjadi kewajiban bagi pemimpin bangsa untuk mengedepankan kerukunan, kebersamaan dan saling menghormati.
Selain itu negara juga telah menegaskan untuk menjamin sepenuhnya keberadaan individu atau kelompok minoritas. Dengan demikian tidak akan terjadi benturan atau mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kehidupan masyarakat yang rukun, saling menghormati satu sama lainnya serta didukung stabilitas keamanan yang kondusif akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujar Ketut Sumadi. (WDY)