Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan tujuh strategi pengendalian tuberculosis (TBC) di sembilan kabupaten/kota melalui program pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung.
"Tujuh strategi itu sebagai upaya kegiatan pengendalian TB tahun 2014," kata Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Jumat.
Strategi tersebut terdiri dari memperluas pelayanan bermutu di seluruh rumah sakit, mencegah bahaya TBC dan HIV/AIDS, "multi drug resistent tuberculosis (MDR-TB), dan TBC pada anak.
Kemudian satrategi lainnya, melibatkan seluruh penyedia layanan pemerintah, swasta dan masyarakat melalui "Public-Private Mix" untuk menjamin kepatuhan terhadap standar perawatan penderita TB.
Selain itu, dengan melakukan upaya strategi memberdayakan masyarakat terhadap pasien TB, memberikan kontribusi dalam penguatan sisten kesehatan dan manajemen program pengendalian tersebut.
Pihaknya juga mendorong pemerintah kabupaten/kota memanfaatkan informasi secara strategis.
"Untuk kegiatan pengendalian TBC, kami telah melakukan upaya pencegahan, manajemen program dan pengendalian secara komprehensif," ujarnya.
Ia menambahkan kebijakan lain dalam pengendalian TB yakni dengan upaya kerjasama dengan pemerintah, non pemerintah, swasta, masyarakat.
"Selain itu kebijakan pengendalian TB tersebut juga didukung dengan peningkatan kemampuan laboratorium, manajemen logistik yang efektif demi menjamin ketersediaaan OAT, meningkatkan kapasitas SDM untuk mempertahankan kinerja program," ujarnya
Pengendalian TB harus lebih diprioritaskan pada kelompok miskin dan kelompok rentan TB sehingga dapat memutus penularan penyakit tersebut.
"Ini komitmen internasional yang telah dimuat dalam tujuan pembangunan milenium (MDGs) 2015," ujarnya. (WRA)
Dinkes Bali Terapkan Pengobatan Jangka Pendek TBC
Jumat, 27 Juni 2014 18:14 WIB