Yogyakarta (Antara Bali) - Publik harus mampu mengkritisi berbagai
pemberitaan media mengenai capres-cawapres sebagai acuan pilihan pada
Pilpres 2014, kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Erwan Agus
Purwanto.
"Harus pintar-pintar menyaring, jangan asal menjadi acuan apabila
terindikasi memiliki keberpihakan dengan capres-cawapres tertentu," kata
Erwan di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, saat ini masyarakat secara umum telah mengetahui dan
mampu mengidentifikasi beberapa media yang secara gamblang memiliki
keberpihakan terhadap calon tertentu, sehingga lebih mudah memetakan
informasi.
"Ada beberapa media khususnya televisi yang secara terang-terangan
terkesan berpihak, sehingga mudah dipahami masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan, media pada dasarnya memiliki peran penting membantu
masyarakat menyediakan informasi substansial mengenai masing-masing
capres-cawapres. Namun demikian, peran tersebut tidak dilaksanakan
secara maksimal oleh beberapa media.
"Untuk membaca lebih dalam masing-masing capres-cawapres tentu
masyarakat memerlukan media. Hal ini seharusnya dapat dipenuhi oleh
media secara komprehensif dan objektif," katanya.
Meski demikian, menurut dia, masyarakat harus dapat memilah potensi
dasar masing-masing capres-cawapres menghadapi persoalan yang dihadapi
Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.
"Misalnya seberapa besar kemampuan calon menempatkan eksistensi
Indonesia saat ASEAN Economic Community (AEC) berlangsung, seberapa
besar mampu mengatasi konflik serta intoleransi, dan bernegosiasi dengan
proyek asing. Hal-hal itu harus jadi perhatian," kata dia.
Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan
cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf
Kalla. (WDY)
Publik Harus Kritisi Pemberitaan Media Tentang Capres-Cawapres 2014
Kamis, 12 Juni 2014 6:27 WIB