Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan Kamis, karena dipengaruhi oleh sentimen kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.
“Seperti yang kita lihat, begitu Trump dilaporkan media menjadi pemenang pemilu Presiden AS, dolar AS langsung menguat. Posisi pagi ini Indeks Dolar AS di atas 105,20, hari-hari sebelumnya bergerak di kisaran 103-104,” kata Ariston saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Pasar memperkirakan kebijakan Trump sebagai presiden di masa lalu yang memicu perang dagang, akan terjadi lagi di masa pemerintahannya yang baru ini sehingga antisipasi pasar mendorong penguatan dolar AS.
“Sentimen mungkin bisa berlanjut hari ini, apalagi pasar juga menunggu hasil rapat kebijakan moneter AS dini hari nanti, jadi konsolidasi masih akan terjadi sehingga kemungkinan dolar AS masih menguat dan rupiah bisa tertekan,” ujarnya.
Ariston menuturkan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.880 per dolar AS hingga Rp15.900 per dolar AS, dengan potensi support di Rp15.800 per dolar AS.
Pada awal perdagangan Kamis, rupiah naik 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp15.809 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.833 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis naik 24 poin jadi Rp15.809 per dolar AS