Jakarta (Antaranews Bali) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di level Rp14.689 per dolar AS, namun terbuka potensi untuk melemah seiring dengan pelemahan mata uang Asia dan sentimen negatif yang masih membayangi.
"Nilai tukar rupiah bergerak mendatar pada sesi awal perdagangan, karena pelaku pasar mengantisipasi sentimen yang akan muncul, seperti data inflasi domestik pada periode Agustus," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Hari ini, lanjut dia, Badan Pusat Statistik (BPS) sedianya akan mengumumkan laju inflasi Agustus. Diharapkan data itu masih terkendali sehingga tidak menambah kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri.
"Rupiah masih dibayangi sentimen negatif terutama dari eksternal sehingga terbuka potensi pelemahan," katanya.
Sementara itu terpantau, pergerakan rupiah pada pukul 09.45 WIB melemah 80 poin ke posisi Rp14.769 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa pagi ini sejumlah mata uang di kawasan Asia kompak dibuka melemah terhadap dolar AS, itu menjadi sentimen pelemahan rupiah.
"Tetapi kemungkinan Bank Indonesia akan menjaga kuat rupiah yang sudah melewati Rp14.700 per dolar AS sehingga tidak tembus level psikologis baru di atas Rp14.800 per dolar AS," katanya. (WDY)