Klungkung (Antara Bali) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika meninjau implementasi pelaksanaan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, sebagai tindak lanjut masukan belum optimalnya program unggulan pemprov setempat.
"Saya minta kepala desa dan pendamping Gerbangsadu untuk melakukan evaluasi terhadap program ini," katanya saat mengadakan kunjungan ke Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Klungkung, Minggu.
Menurut dia, jika program Gerbangsadu sudah berjalan optimal dan terserap dengan baik, maka dia berjanji akan menambahkan dana di luar hibah awal program itu yang sebesar Rp1,02 miliar. Namun, bila dana yang diberikan sudah dirasa cukup, harapannya dana itu dapat dikelola dengan baik.
Sementara itu, Plt Kepala Desa Bunga Mekar I Nyoman Serga mengemukakan bahwa dana yang diberikan sebelumnya masih dianggap cukup. Karena di desa ini tidak banyak terdapat industri kecil.
"Kegiatan masyarakat kebanyakan hanya berternak sehingga daya serap terhadap dana Gerbangsadu tidak terlalu tinggi. Dana telah dimanfaatkan untuk membangun Bumdes, toko pakan ternak, serta usaha simpan pinjam," ujar Serga.
Selain ke Desa Bunga Mekar, Pastika yang didampingi Ayu Pastika juga meninjau program Gerbangsadu di Desa Pejukutan, Nusa Penida. Di desa itu, Pastika mendapati kalau program tersebut sudah berkembang dengan sangat baik.
Dana Gerbangsadu yang dikelola Bumdes telah dimanfaatkan oleh perajin endek rangrang. Pinjaman dana dari Bumdes telah memberi manfaat dan kemajuan yang cukup bagus dalam produksi kain tradisional khas Nusa Penida tersebut.
Kepala Desa Pajukutan I Nyoman Yudiadnyanawan mengemukakan dana Gerbangsadu antara lain dimanfaatkan untuk usaha simpan pinjam. Masing-masing perajin diberikan pinjaman maksimal Rp2 juta dengan bunga satu persen menurun bagi rumah tangga miskin (RTM) dan dua persen menurun bagi masyarakat umum.
"Endek rangrang belakangan makin terkenal dengan model dan desain unik dan indah. Saat ini, hampir setiap rumah tangga di desa kami menekuni kerajinan endek rangrang. Dengan harga jual yang cukup mahal, prospek kerajinan endek rangrang sangat menjanjikan bagi warga kami," ucapnya.
Bahkan, kain ini mulai merambah pasar nasional seperti Bandung dan Medan. Dari usaha tenun, RTM di desa ini sudah bisa meraup penghasilan sebesar Rp2 juta per bulan.
Dalam kunjungan itu, Pastika beserta rombongan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga menyempatkan melihat gabungan kelompok tani (gapoktan) penerima program hibah Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dari Pemprov Bali.
Simantri yang dikelola Gapoktan Sari Kelapa di Desa Ped, Nusa Penida menjadi salah satu sasaran peninjauannya. Simantri yang dikabarkan bermasalah tersebut ternyata sudah berjalan baik.
Hanya saja memang belum optimal karena sejumlah kendala seperti belum maksimalnya pengolahan kotoran dan urine. Hal ini disebabkan kebutuhan pupuk disekitarnya tidak begitu tinggi akibat kurangnya areal pertanian.
Selain itu, pemahaman masyarakat tentang program Simantri yang telah berjalan sejak 2009 itu belum begitu jelas dan masih memerlukan pembinaan. Pada unit Simantri ini, dari 21 ekor sapi bantuan Pemprov Bali, 19 induk sudah beranak. (M038)