Negara (Antara Bali) - Karena diserang hama, petani kakao di Kabupaten Jembrana banyak beralih menanam pohon sengon, meskipun sudah disediakan bibit kakao gratis dari pemerintah.
"Banyak petani sini yang beralih menanam sengon, karena serangan hama kakao yang tidak bisa dibasmi. Saya sendiri masih mencoba menanam kakao, dengan melakukan peremajaan dari bibit yang diberikan pemerintah," kata Ketut Dwi Antara, salah seorang petani, di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Rabu.
Menurut petani yang juga Kelapa Dusun Moding ini, hingga saat ini serangan hama dan penyakit kakao belum berhenti, khususnya untuk pohon yang mulai produktif.
Meskipun sudah mendapatkan bibit dari pemerintah, yang dikatakan unggul dan lebih tahan penyakit, ia tetap khawatir 100 bibit kakao yang ia tanam kelak tidak membuahkan hasil.
Ia mengatakan, saat ini bibit tersebut bisa tumbuh dengan bagus, namun ancaman hama dan penyakit baru muncul saat tinggi pohon mencapai setengah meter.
"Biasanya saat pohon setinggi itu, terserang penyakit yang membuat pucuk daunnya kering. Imbas dari penyakit ini, pohon bisa mati," ujarnya.(GBI)