Sampit, Kalteng
(Antara Bali) - Buaya ganas di perairan Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali memakan korban
jiwa setelah menerkam seorang warga bernama Yassin.
"Sampai pagi ini puluhan warga bersama anggota Pol Air masih
melakukan pencarian korban. Kemarin itu sempat ditembak juga tapi
buayanya tidak mati dan hilang," kata Camat Mentaya Hilir Selatan,
Jumberi di Sampit, Selasa.
Menurut informasi di lapangan, Yassin yang seorang buruh pabrik
itu sedang asyik mandi dengan rekannya di Desa Jaya Karet RT 1 Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan. Mereka tidak menyadari ada buaya berkeliaran di
sekitar mereka. Bahkan korban sempat menakuti rekannya bahwa di kawasan
itu sering muncul buaya.
Beberapa saat kemudian, rekan korban sempat melihat buih cukup
banyak muncul di permukaan air dekat korban. Tiba-tiba buaya yang
panjangnya sekitar lima meter muncul dan langsung menerkam korban.
Hanya dalam hitungan detik, tubuh Yassin langsung dibawa tenggelam
oleh buaya tersebut, sementara rekan korban yang ketakutan langsung
menyelamatkan diri.
Beberapa saat setelah kejadian, buaya tersebut kembali muncul dan
diburu warga. Namun pengejaran itu tidak membuahkan hasil karena buaya
menghilang setelah menyeberang ke arah Pulau Hanaut, menjauh dari lokasi
kejadian.
"Sejak kejadian sampai sekarang, kami masih melakukan pencarian
dengan berbagai cara. Kejadian ini membuat masyarakat waswas
beraktivitas di sungai," kata Jumberi.
Menurut keterangan warga, buaya memang sering terlihat berkeliaran
di perairan Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan sekitarnya. Populasi
buaya tersebut diyakini ada di Pulau Lepeh yang berada di tengah Sungai
Mentaya perairan setempat.
Tewasnya warga diterkam buaya bukanlah kejadian pertama di kawasan
itu. Sejak 2013 hingga saat ini, setidaknya terjadi tujuh kali serangan
buaya terhadap warga yang sedang beraktivitas di sungai dan sebagian
besar korbannya meninggal dunia.
Pada 8 Januari 2013, Agus Riadi (12) warga Desa Jaya Karet tewas
diterkam buaya dan hanya sebagian potongan tubuhnya yang ditemukan.
Februari 2013, warga Desa Bagendang Permai Kecamatan Mentaya Hilir
Utara bernama Galoh (40) menderita luka parah diterkam buaya.
Selanjutnya pada 23 Mei 2013, seorang nenek bernama Atika (63)
warga Jaya Karet diterkam buaya dan jenazahnya tidak ditemukan. Kejadian
berulang pada 23 Januari 2014, seorang bocah bernama Muhammad Rifqi
Abidillah (7) warga Desa Penyaguan RT 2 RW 1 Kecamatan Pulau Hanaut
diterkam buaya dan hingga kini juga belum ditemukan.(WDY)
Warga Kotim Tewas Diterkam Buaya
Selasa, 20 Mei 2014 11:00 WIB