Kabupaten Karangasem, salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Bali memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal seperti halnya Kabupaten Badung di Bali bagian selatan.
Keindahan panorama alam Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut itu sangat serasi dengan lembah dan alam lingkungan sekitarnya. Lebih-lebih Pura Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Pulau Dewata ada di kaki gunung tertinggi di Bali itu.
Pura Besakih kini tempat berlangsung ritual berskala besar Betara Turun Kabeh (BTK) selama tiga minggu hingga Mei 2014 tidak hanya dikagumi umat Hindu, namun juga wisatawan Nusantara dan mancanegara yang selalu menyempatkan bertandang ke Besakih saat berlibur di Pulau Dewata.
Pura Besakih, yang terdiri atas beberapa kompleks bangunan suci yang menjadi satu-kesatuan tak terpisah, pondasinya konon dibangun oleh Rsi Markandeya dari India pada zaman pemerintahan Raja Sri Udayana Warmadewa (1007 Masehi).
Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem perlu menciptakan objek wisata baru agar bisa menggaet jumlah wisatawan dalam dan luar negeri lebih banyak lagi, tutur praktisi pariwisata Tjokorda Gede Agung.
Mantan pramuwisata yang dulunya sering kali mengantarkan wisatawan berkunjung ke objek wisata Bali timur itu melihat banyak peluang yang bisa dilakukan Pemkab Karangasem dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Dengan menciptakan objek-objek wisata baru yang menarik, mampu meningkatkan kunjungan wisman dari yang dicapai sekarang yakni 461.515 orang selama 2013.
Kabupaten paling ujung paling timur Pulau Bali itu perlu menambah objek wisata alam yang baru untuk menambah daya tarik sekaligus memperbanyak jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Hal itu didasarkan atas potensi Karangasem yakni alamnya masih segar dan asri sangat cocok bagi wisatawan yang memilih daerah itu sebagai tempat berwisata untuk mencari suasana baru yang lebih tenang dan nyaman dari hiruk-pikuk di perkotaan.
Objek wisata alam yang perlu dikembangkan di daerah Karangasem sesuai potensi yang dimiliki, antara lain wisata tracking ke Gunung Agung lewat Desa Sebudi, mengembangkan dua wisata air terjun yakni di Desa Duda dan di Desa Selumbung.
Demikian pula Pura Besakih tempat persembahyangan bagi umat Hindu terbesar di Bali ditambah kondisi alam yang sangat mendukung, perlu juga dikembangkan wisata spiritual yang diberi tajuk "the Fibration of Peace" (vebrasi kedamaian).
Lebih intensif
Tjok Gede Agung memberikan masukan kepada pemkab setempat sebelum mampu mewujudkan objek wisata baru itu, perlu mengintensifkan pengelolaan sekitar 15 objek wisata yang sudah ada dengan harapan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong.
Pura Besakih yang berlokasi di kaki Gunung Agung, menerima kunjunggan wisatawan sebanyak 101.213 orang selama 2013 terdiri atas pelancong asing 86.626 orang jauh lebiih banyak dari turis domestik hanya 14.587 orang.
Demikian pula objek wisata Pantai Tulamben mendapat kunjungan terbanyak kedua, yakni 73.135 orang yang sebagian besar orang asing yang melakukan olahraga air yakni menyelam sambil menikmati panorama alam bawah laut.
Bangkai kapal tantara Amerika Serikat pada Perang Dunia II di perairan Pantai Tulamben, Karangasem menjadi objek wisata bahari yang sangat diminati pencinta alam bawah laut dari mancanegara.
Kapal bekas berukuran besar itu tenggelam di dekat perairan Selat Lombok tahun 1942, kini menjadi sarang ratusan jenis ikan hias berwarna-warni yang sangat serasi dengan terumbu karang yang kondisinya tetap lestari.
Hampir setiap hari puluhan bahkan sampai ratusan wisatawan mancanegara menikmati pemandangan bawah laut dengan menggunakan peralatan selam, sehingga pantai Tulamben itu berkembang sebagai salah satu dari tiga kawasan wisata di Bali timur.
Dua kawasan lainnya yang juga berkembang meliputi kawasan Candidasa, tempat berdirinya hotel berbintang, puluhan hotel melati, sejumlah restoran dan toko penjual cinderamata yang berjejer sepanjang pantai.
Sementara kawasan Taman Ujung yang kini telah berhasil merenovasi tempat permandian keluarga raja tempo dulu lebih banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri yakni 84.368 orang, pelancong asing 24.853 orang sehingga totalnya tercatat 109.221 orang selama 2013.
Ramainya kunjungan turis ke Karangasem tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah yang mencapai sebesar Rp22,4 miliar selama tahun 2013 dan jumlah itu diharapkan akan bertambah sesuai pertumbuhan sektor pariwisata 2014.
Pembangunan kembali Taman Ujung menitikberatkan pelestarian warisan budaya, dengan tidak mengutamakan segi komersial, namun mampu mengangkat kehidupan masyarakat sekitarnya.
Renovasi yang dilakukan bertahap hingga tahun 2002-2003 itu melibatkan tenaga ahli yang berpengalaman didukung rancang bangun (disain) asli Taman Ujung yang secara khusus didatangkan dari Belanda.
Disain yang sempat puluhan tahun lamanya tersimpan di negeri Belanda berhasil diboyong kembali berkat perjuangan dan kerja keras para pewaris Puri Agung Karangasem.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg SH mengatakan, pembangunan kepariwisataan di daerahnya berbasis pariwisata budaya sesuai pasal 30 UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan dan terimplementasi pada Perda Provinsi Bali No 3 tahun 1991.
Tumpuan daya tarik wisata ke Bali timur adalah keunikan seni budaya, adat istiadat dan keindahan panorama alam yang tida ada duanya di dunia, karena masing-masing desa adat (Pekraman) memiliki tradisi satu sama lainnya yang berbeda.
Sektor pariwisata kini merupakan andalan Kabupaten Karangasem yang mempengaruhi tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui perolehan pendapatan asli daerah (PAD) karena 60 persen sumbangan dari sektor pariwisata.
Semua itu secara tidak langsung akan mempengaruhi upaya mempercepat pengentasan kemiskinan, sekaligus terbukanya peluang usaha dan peluang kerja bagi generasi muda dalam mengangkat kehidupan keluarga, ujar Bupati Geredeg. (WDY)
Pemkab Karangasem Perlu Ciptakan Objek Wisata Baru
Selasa, 15 April 2014 17:34 WIB