Karangasem (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem, Bali, imemaksimalkan pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui wisata tirta atau sebutan bagi objek-objek wisata air.
Bupati Karangasem I Gede Dana di Karangasem, Kamis, menyampaikan kepada 50 pengusaha pariwisata bahwa sektor wisata air potensial apabila dikelola dengan baik. bisa menghasilkan penghasilan untuk PAD.
"Agar para pengusaha wisata tirta juga ikut ambil peran bersama pemerintah dalam membangun Karangasem salah satunya dengan membayar retribusi pajak yang diterima dari para wisatawan. Retribusi pajak tersebut sangat membantu penambahan pendapatan daerah," kata dia.
Sementara itu, selama ini PAD Kabupaten Karangasem lebih didominasi oleh sektor galian C dibandingkan dengan pajak hotel, restoran, maupun retribusi lainnya.
Baca juga: Karangasem sediakan fasilitas pendaftaran daring yang bebas antrian
Terhadap pelaku pariwisata itu Gede Dana juga meminta agar turut membujuk wisatawan untuk menginap di Kabupaten Karangasem.
“Karena ketika saya cek, para tamu hanya berkunjung dan menikmati suasana Karangasem sedangkan menginapnya di kabupaten lain. Ini adalah fakta yang saya dapatkan di lapangan, kalau semua bisa menggiring tamu untuk menginap di Karangasem pastinya penambahan PAD kita bisa terbantu,” ujar orang nomor satu di Pemkab Karangasem itu.
Menurutnya saat ini yang diperlukan adalah upaya membangun pariwisata yang berkesinambungan, serta membentuk sumber daya manusia yang unggul dan penyediaan lapangan kerja untuk mereka kemudian.
Hal ini dilakukan agar anak muda yang setelah lulus sekolah menengah atas tidak langsung merantau ke kabupaten lain untuk bekerja, padahal kata dia, jika dilihat dari potensi alam dan budaya maka wilayah Bali Timur itu tidak kalah dari wilayah lain.
Baca juga: PKK Karangasem raih juara senam dalam rangkaian HKG 2023
"Oleh sebab itu kami minta tolong supaya pelaku wisata dengan pemerintah bisa bersinergi dengan baik,” pintanya.
Selanjutnya, Bupati Karangasem itu akan segera bersurat ke pemerintah pusat untuk memohon bantuan APBN untuk pembenahan infrastruktur penunjang di pantai.
“Terkait wisata Tirta Rafting yang di Telaga Waja permasalahannya adalah truk yang beriringan sehingga menyebabkan banyaknya tamu yang komplain. Untuk wisata tirta rafting, buatlah spot-spot yang bagus sehingga tamu merasa nyaman,” kata dia menyampaikan contoh.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Karangasem I Wayan Purna menambahkan, retribusi yang dimaksud untuk pemilik wisata air berbeda dengan pajak, dan aturan ini telah tertuang dalam perda terkait retribusi.
“Kalau pajak dibebankan ke perusahaan, jadi kami minta mohon kepada para pengusaha supaya retribusi yang di targetkan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata harus bisa dicapai, kami juga sudah sosialisasikan terkait perda retribusi dan mohon agar dijadikan acuan,” jelasnya.