Denpasar (Antara Bali) - Ribuan umat yang datang dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali melakukan persembahyangan bersama pada puncak kegiatan ritual Betara Turun Kabeh (BTK) di Pura Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Bali, Senin.
Kegiatan yang dipimpin enam sulinggih di pelataran agung Pura Besakih berlangsung secara kidmat dan lancar. Dentingan suara genta, semerbak wangi bunga dan dupa menyebar dalam kawasan tempat suci terbesar di Pulau Dewata.
Puja-pujian sang pendeta maupun Jero Mangku yang memimpin kegiatan ritual itu diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali (gamelan) serta tembang-tembang kekidung dan warga sari yang berlangsung secara khidmat.
Bendesa Adat Besakih, I Wayan Gunatra yang juga Ketua Panitia kegiatan ritual tersebut menjelaskan, kegiatan ritual BTK bermakna untuk memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa agar umat manusia dianugrahi keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan serta terhindar dari musibah dan bencana alam.
Pura Besakih adalah tempat suci umat Hindu terbesar di Bali yang mempunyai arti penting bagi kehidupan keagamaan umat Hindu, yakni tempat beristananya para Dewa.
Rakyat Bali sangat menjaga kesucian Besakih, karena mereka ingin para dewa tetap melindungi dan menebar damai di Bumi Dewata.
Kegiatan ritual BTK berlangsung (Nyejer) selama 21 hari hingga 5 Mei 2014. Waktu yang cukup panjang itu dengan harapan masyarakat dapat mengatur dirinya untuk melakukan persembahyangan ke Pura Besakih, disamping untuk menghindari terjadinya antrian persembahyangan sekaligus mencegah kemacetan lalu lintas di jalur menuju pura Besakih, ujar Wayan Gunatra. (ADT)