Denpasar (Antara Bali) - Kalangan caleg perempuan di Bali memprihatinkan masalah kesehatan ibu dan bayi yang mengakibatkan kematian saat melahirkan.
"Meski angka kasus yang terjadi terus mengalami penurunan, namun masalah kematian ibu dan bayi ini perlu mendapat perhatian," ujar Ni Putu Sri Purwaningsih, Caleg Partai Demokrat untuk DPRD Badung Dapil I di
Denpasar, Kamis.
Purwaningsih yang juga salah seorang bidan di sebuah rumah sakit swasta ini menjelaskan, penurunan kasus kematian ibu dan bayi cenderung menurun sebagai dampak modernisasi teknologi deteksi penyakit dan pembangunan sarana kesehatan seperti rumah sakit (RS) dan puskesmas negeri dan swasta.
Namun, sejumlah penyakit tersebut tetap menjadi ancaman bagi masyarakat Bali khususnya di Kabupaten Badung, terutama bagi kalangan ibu yang berdomisili di daerah terpencil jauh daripusat pelayanan kesehatan.
Ia menjelaskan, pembangunan sarana kesehatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustun hingga ke desa-desa memang sangat menggembirakan, tetapi harus dibarengi dengan peningkatan kesadaran kaum ibu dalam menjaga dan memelihara kesehatannya saat hamil.
"Bila saya dipilih rakyat untuk menjadi anggota DPRD Badung akan berusaha memberikan penyuluhan maksimal kepada kaumibu tentang pentingnya menjaga kesehatan saat hamil dengan datang rutinke Puskesmas dan Pustu, sehingga akan mengetahui cara-cara menjaga kesehatan termasuk masalah sterilisasi," ujarnya.
Menurut dia, pola makan dan kegiatan sehari-hari sangat berperan dalam menjaga masalah kesehatan, namun bagi kaum ibu biasanya masalah pola makan ini kurang diperhatikan sehingga saat hamil mengalami berbagai
kelainan.
Desy Sartika Dewi, Caleg Partai Nasdem untuk DPRD Kota Denpasar juga menilai bimbingan dan penyuluhan sangat penting artinya dalam menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi, terutama terkait masalah sterilisasi sangat penting dijaga agar tidak sampai virus masuk yang menimbulkan masalah bagi kesehatan.
Sementara itu, Cakeg DPR-RI Dapil Bali dari PDIP, I Gusti Agung Putri Astrid mengemukakan, meski sudah ada perluasan pendidikan tetapi pada bidang kesehatan memang masih terbatas.
"Di berbagai daerah Indonesia kaum perempuan terutama kalangan ibu dan anak memerlukan transportasi jalan yang menjadi akses menuju pusat-pusat pelayanan kesehatan, bukan semata-mata jalan untuk akses ekonomi,"
demikian Astrid. (IMT/ADT)