Pekanbaru (Antara Bali) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bikrokrasi, Azwar Abubakar mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tegas memerintahkan semua pihak dan kabinet terkait untuk menuntaskan persoalan kabut asap di Riau.
"Itu menunjukkan bahwa pemerintah pusat sangat peduli terhadap bencana kabut asap yang saat ini melanda Riau," kata Azwar saat berkunjung ke Posko Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin (3/3).
Ketika itu MenPAN-RB juga baru saja membuka kegiatan Lokakarya Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Kualitas Pelayanan Publik di Pekanbaru.
Dalam kunjungannya, Azwar Abubakar langsung didampingi Komandan Korem (Danrem) 031 Wirabima, Birgjen TNI. Prihadi Agus Irianto selaku Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau, Komandan Lanud Roesmin Nuryadin Kolonel Pnb. Andyawan, dan Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Ia mengatakan, masalah kabut asap Riau bahkan menjadi poin penting yang dibahas dalam rapat kabinet bersama Presiden SBY.
"Dalam rapat kabinet bersama Presiden SBY baru-baru ini persoalan kabut asap yang saat ini melanda Riau salah kasus yang harus segera diselesaikan dan jangan sampai berlarut," katanya.
Dalam kesempatan ini, kata dia, presiden berpesan agar masalah kabut asap ini juga jangan terus berulang setiap tahunnya.
Sebelumnya, kata dia, Presiden SBY juga telah memberikan pengarahan kepada Kemenko Kesra Agung Laksono agar segera mengirimkan bantuan, terutama pengadaan hujan buatan di wilayah yang terbakar guna memadamkan sesegera mungkin lahan atau hutan yang terbakar.
Selain itu, kata dia, juga akan dikerahkan sejumlah helikopter yang bertugas melakukan penyiraman terhadap lahan yang terbakar.
Menurut Presiden SBY, kata dia, kebakaran hutan yang menimbulkan bencana kabut asap ini telah mendatangkan kerugian terhadap perekonomian, transportasi, kesehatan, dan pendidikan.
"Jadi memang masalah ini sangat serius hingga harus segera dituntaskan. Jangan sampai asap kembali sampai ke negara tetangga, ini juga memalukan," katanya. (WDY)