Semarapura (Antara Bali) - Polisi menginterogasi pemilik toko peralatan selam yang digunakan lima wisatawan asal Jepang yang sempat hilang di perairan laut Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat (14/2).
"Dari Putu Mahadana Sembah diperoleh keterangan bahwa penyelaman tersebut sudah melalui persiapan yang matang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Klungkung, Ajun Komisaris Nyoman Wirajaya, di Semarapura, Senin.
Mahadana Sembah merupakan suami dari Takashi Shoko selaku pemilik Yellow Scuba yang turut menjadi korban bersama lima wisatawan lainnya. Takashi bersama Furuko Saori adalah instruktur selam berpengalaman yang lama menetap di Denpasar.
Keduanya memandu lima wisatawan Jepang menuntaskan hobi olahraga selam di Nusa Lembongan, Jumat (14/2).
Menurut keterangan Mahadana Sembah, istrinya yang menjemput kelima tamu senegaranya itu di Hotel Harris, Jalan By Pass Ngurah Rai, Kuta, Kabupaten Badung.
"Pihaknya menyiapkan 24 tabung oksigan. Namun yang dipakai oleh tujuh penyelam itu sebanyak 21 tabung, sedangkan tiga lainnya sebagai cadangan kalau terjadi kebocoran," ujar Wirajaya.
Peralatan lain, termasuk regulator dalam kondisi bagus sehingga kecil kemungkinan kecelakaan tersebut terjadi akibat peralatan. Mereka menyelam dari "Manta Point" di Lembongan, lalu "Crystal Bay" di Lembongan, dan berakhir di hutan bakau Jungut Batu.
Di "Manta Point" dan "Crystal Bay" cuaca masih normal. Namun saat di kawasan hutan bakau cuaca mulai gelap. Sekitar 45 menit setelah mereka menyelam di Jungut Batu, tak satu pun dari tujuh orang itu muncul di permukaan air.
Awak perahu yang membawa mereka dari Sanur, Denpasar, ke Nusa Lembongan melakukan pencarian sekitar pukul 13.30 Wita. Namun tidak juga ditemukan.
"Karena kehabisan bahan bakar, perahu tersebut kembali ke pangkalan sekaligus melapor kehilangan kontak dengan ketujuh turis itu pada pukul 19.00 Wita," kata Kasat Reskrim. (M038)
Kronologis Hilangnya Penyelam asal Jepang
Senin, 17 Februari 2014 21:10 WIB