Denpasar (Antara Bali) - Pengamat seni Budaya Bali, Kadek Suartaya, S,S.Kar, M.Si menilai, garapan sendratari Mahabharata sejak tahun ketiga pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 1981 hingga sekarang selalu mendapat apresiasi masyarakat.
"Pementasan di panggung terbuka Ardha Candra Taman Denpasar yang berkapasitas 10.000 penonton itu selalu dipadati penonton yang datang dari pelosok Pulau Dewata," kata Kadek Suartaya yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu.
Kandidat doktor Kajian Budaya Universitas Udayana itu menjelaskan, Kokar yang kini berubah status menjadi SMKN Sukawati, Gianyar maupun ASTI yang kini menjadi ISI masing-masing menggarap sendratari kolosal.
"Perjalanan sendratari dari tahun ke tahun sejak kelahirannya hingga kejayaan Sendratari PKB melibatkan ribuan siswa/guru Kokar/SMKI serta mahasiswa/dosen ASTI/STSI/ISI," ujar Suartaya.
Ia menambahkan keberhasilan garapan kolosal selain dukungan utama dari praktisi seni juga berkat peran para pimpinan pada kedua lembaga pendidikan formal itu serta perhatian besar dari Gubernur Bali saat itu almarhum Prof Ida Bagus Mantra.
Budayawan alm Prof Mantra yang menggagas PKB, memiliki peran penting terhadap keberadaan sendratari sebagai sebuah seni pertunjukan yang mengisi kehidupan berkesenian masyarakat Bali.
Demikian pula ketokohan I Wayan Beratha sebagai seniman terpenting sendratari didukung oleh idealisme I Gusti Nyoman Panji (alm) dan kecendikiawanan Ida Bagus Mantra selaku pengayom kejayaan seni dan budaya Bali.
Sejalan dengan sifat ekspresi budaya yang selalu berdinamika, konsep estetis Sendratari yang dipelopori I Wayan Beratha menunjukkan adanya suatu perubahan dalam perjalanannya, ujar Suartaya.
Sebelum PKB, sendratari Bali mengangkat lakon-lakon dengan sumber epos Mahabharata, menampilkan konsep estetis sendratari sebagai dramatari modern dalam bentuk tari berlakon atau mengisahkan suatu drama dengan media utama seni tari yang diperkuat iringan gamelan.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, Sendratari Mahabharata mengalami perubahan konsep estetis, baik sendratari kecil pra PKB maupun sendratari kolosal dalam arena PKB.
Perubahan konsep estetis Sendratari Mahabharata yang menonjol adalah peran dalang yang dominan bahkan menjadi faktor terpenting sebuah pertunjukan sendratari, serta penggunaan set panggung serta properti yang menggeser fungsi tari sebagai media ungkap estetik utama sendratari.
Perubahan konsep estetis tersebut tak bisa dipisahkan dari tema PKB dalam tema atau lakon Sendratari Mahabharata yang setiap tahunnya berubah-ubah sesuai kondisi dan perkembangan zaman, tutur Kadek Suartaya. (LHS)
Sendratari Mahabharata Selalu Dapat Apresiasi Masyarakat
Minggu, 12 Januari 2014 16:35 WIB