Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan bahwa penerimaan siswa-siswi di SMA Negeri Bali Mandara bebas dari unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) agar bisa diterima di sekolah yang dikhususkan bagi pelajar dengan ekonomi tak mampu itu.
"Saya tidak mencampuri penerimaan siswa SMA Negeri Bali Mandara, saya ingin mereka diterima murni," katanya saat mengunjungi SMA Negeri Bali Mandara di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Jumat.
Kepada siswa-siswa baru, Mantan Kepala Polda Bali itu mengungkapkan bahwa pernah ada oknum yang datang memberikan uang sebesar Rp10 juta per bulan agar bisa diterima di sekolah yang mengajarkan kurikulum nasional dan internasional itu.
"Ada yang datang dan sanggup membayar Rp10 juta per bulan asal diterima di sekolah ini (SMA Negeri Bali Mandara), tetapi maaf, tidak bisa. Syaratnya harus pintar dan miskin," tegasnya.
Pastika menyatakan bahwa penerimaan siswa-siswi baru yang didasari praktik KKN akan merusak generasi muda dengan sumber daya manusia yang tak berkualitas.
"Kalau itu berjalan akan merusak generasi kita berikutnya, langsung atau tidak langsung," katanya.
Para calon siswa yang ingin menempuh pendidikan di sekolah yang didirikan tahun 2010 itu harus menjalani seleksi akademis ketat. Hal itu diakui seorang siswa yang baru lulus diterima.
"Tesnya benar-benar sulit tetapi saya bersyukur diterima dan dapat beasiswa," kata Ketut Rai Asmara Dipta (15) siswa asal Kabupaten Bangli.(DWA)