Temanggung (Antara Bali) - Ratusan tenong (wadah makanan dari anyaman bambu) berisi nasi dan lauk-pauk meramaikan tradisi "nyadran" di Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kabupaten Temanggung, Jumat.
Tradisi "nyadran" yang diselenggarakan menjelang bulan Ramadhan dilakukan masyarakat di sebuah makam di Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu tersebut diawali dengan doa bersama dipimpin tokoh agama setempat.
Setelah doa bersama selesai, dilakukan kirab "nyadran", yakni warga membawa tenong dari rumah menuju makam secara bersama-sama. Selain tenong, di antara mereka juga ada yang membawa kuali berisi gulai kambing.
Jenis lauk-pauk yang terdapat dalam tenong tersebut, antara lain daging, peyek, tempe, bakmi goreng, ingkung ayam.
Sampai di makam, sebagian makanan di dalam tenong tersebut kemudian diambil dan ditempatkan di atas "tampah" (nampan) untuk serahkan panitia. Nasi beserta lauk-pauk tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir pada acara tersebut.
Warga yang hadir kemudian makan nasi bersama-sama secara berkelompok dari makanan yang disajikan panitia tersebut, di antara mereka juga makan dengan alas "pincuk" (wadah dari daun pisang).
Juru kunci makam, Rohmidi (61) mengatakan, tradisi "nyadran" tersebut diselenggarakan setiap tahun menjelang bulan Ramadhan atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa pada hari Jumat Kliwon.