Kuta (Antara Bali) - Volume penjualan semen PT Semen Indonesia di Bali selama kurun waktu Januari sampai April 2013 mengalami peningkatan sebesar 23,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 903.887 ton.
"Pada periode kwartal I-2013 volume penjualan semen di daerah ini mengalami peningkatan dari 903.887 ton menjadi 1,112 juta ton," kata Kepala Departemen Penjualan PT Semen Indonesia I Ketut Arsha Putra, di sela-sela acara seminar tentang beton di Kuta, Selasa.
Peningkatan penjualan itu dipengaruhi oleh semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur yang kini tengah berjalan di Pulau Dewata.
Pertumbuhan penjualan semen di Bali itu melampaui kinerja penjualan semen nasional yang hanya tumbuh dikisaran 8,6 persen.
Pertumbuhan sebesar itu termasuk yang tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya, seperti Maluku dan Papua hanya tumbuh 14 persen, Kalimantan (11,4 persen), Jawa (11 persen), Sumatera (1,8 persen).
"Pertumbuhan penjualan semen yang tinggi di Bali itu menunjukkan ekonomi di kawasan tersebut terus bergerak. Karena itu, agar kinerja ekonomi semakin cepat dan merata, pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan wajib yang harus terus ditingkatkan," ujarnya.
Dia menambahkan, selain pembangunan infrastruktur ternyata sektor retail juga sangat menunjang peningkatan volume penjualan semen tersebut di Pulau Dewata.
Berdasarkan catatannya sehari dapat terjual sekitar 2.000 ton semen yang terbagi dalam bentuk sack 1.400 ton dan curah 600 ton. "Jumlah penjualan rata-rata sehari itu meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yakni sekitar 1.500 ton," ucapnya.
Arsha mengatakan, terkait rencana pemerintah meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM) tentunya akan menyebabkan terjadinya penyesuaian harga penjualan semen karena biaya angkut akan mengalami peningkatan.
"Kemungkinan memang akan ada kenaikan harga tapi besarannya masih menunggu pengumuman pemerintah. Kami perkirakan jumlah peningkatan harga semen tidak akan terlalu besar," ucapnya.
Menurut dia, peningkatan harga BBM tidak akan terlalu mempengaruhi jumlah penjualan karena permintaan akan produk tersebut masih tetap tinggi terutama di daerah yang pembangunannya sedang gencar. (IGT)