Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali menyatakan tetap berupaya menekan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), meski tahun ini sejak Januari-September jumlahnya turun dibanding tahun 2024, dan menargetkan nol kasus kematian akibat DBD.
“Tujuan Program DBD diharapkan tercapainya nol kasus kematian, sehingga kami terus berusaha melakukan upaya-upaya pencegahan,” kata Kepala Dinkes Bali Nyoman Gede Anom di Denpasar, Selasa.
Diketahui jumlah korban meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti selama sembilan bulan ini sebanyak 14 orang, pada bulan Januari dua orang, Februari lima orang, Maret tiga orang, April satu orang, Mei tiga orang, dan Juni hingga September nol kasus.
Sementara pada periode yang sama tahun 2024 terdapat 8 kasus meninggal dunia, pada Januari nol kasus, Februari satu orang, Maret tiga orang, April lima orang, Mei enam orang, Juni dua orang, Juli satu orang, Agustus dan September nol kasus.
“Kematian sekecil apapun angkanya adalah hal yang menjadi perhatian penting bagi Dinas Kesehatan, salah satu tujuan program pencegahan DBD adalah mencegah atau setidaknya menekan angka kematian,” ujar Gede Anom.
Adapun upaya yang dilakukan Dinkes Bali dalam mencegah kasus kematian akibat DBD, kata dia, mulai dari secepatnya menemukan penderita secara dini.
Gede Anom menyampaikan pemerintah sudah menyiapkan Rapid Dignostik Test (RDT) dan logistik yang memadai agar deteksi dini bisa dilakukan di puskesmas guna mengendalikan vektor.
“Kami meningkatkan promosi kesehatan, meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan, meningkatkan upaya surveilans epidemiologi, sampai melakukan sosialisasi terhadap penggunaan vaksin DBD, walaupun masih dalam skala yang masih terbatas,” ujarnya.
Selain itu pihaknya ingin menurunkan kasus DBD yang hingga September ini jumlahnya mencapai 9.704 kasus, yang puncaknya terjadi pada musim penghujan pada Februari dengan 1.841 kasus.
Jika dilacak berdasarkan daerah, lanjut dia, kasus DBD terbanyak terjadi di Kabupaten Badung dengan 1.922 kasus dan meninggal dunia terbanyak di Denpasar dengan empat kasus, disusul Tabanan dan Gianyar masing-masing tiga kasus, Klungkung dua kasus, serta Karangasem dan Buleleng masing-masing satu kasus.
Baca juga: Dinkes Bali minta masyarakat waspada lonjakan DBD mulai November
Baca juga: Indonesia targetkan nol kematian akibat demam berdarah pada 2030
