Denpasar (ANTARA) - Sebanyak lebih dari 1.300 ibu hamil di Bali sudah terdata sebagai calon penerima program insentif Nyoman dan Ketut dari Pemprov Bali.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Rabu, dimana seribuan ibu hamil tersebut sedang mengandung anak ketiga dan keempat sesuai program KB empat anak yang sedang digencarkan pemerintah daerah.
“Data yang kami dapatkan mulai Mei karena akan melahirkan tahun 2026, sampai terakhir kemarin Oktober, yang mengandung Nyoman dan Ketut atau hamil anak ketiga dan keempat keseluruhan itu sekitar 1.300 orang,” kata Gede Anom.
Jumlah yang hanya sekitar 5,2 persen dari total ibu hamil di Bali yang sebanyak 25.000 itu juga menunjukkan kecilnya jumlah anak bernama depan Nyoman dan Ketut di masa depan.
“Jadi kan bisa dilihat itu berapa kecilnya yang Nyoman dan Ketut, jadi 23.700 itu Putu dan Made (anak pertama dan kedua) jadi sedikit sekali, kalau tidak didorong dengan insentif itu nanti lama-lama hilang punah,” ujar Kepala Dinkes Bali.
Untuk insentif Nyoman dan Ketut sendiri saat ini masih dirancang lebih rinci oleh pemerintah daerah, dimana untuk Dinkes Bali kebagian andil pada bidang kesehatan mulai dari ibu hamil hingga anaknya melewati masa balita.
“Ya sedang dirancang, untuk data-data yang ibu dan anak juga sudah siap, terus kita bergerak untuk mendata,” kata dia.
“Detailnya nanti di Pak Gubernur Bali, tapi insentifnya berupa biaya kesehatan mulai dari ibu hamil, urusan kesehatan sampai melahirkan, setelah itu anaknya dapat bantuan pangan juga, sampai balita karena setelah itu mulai masuk bidang pendidikan,” sambung Gede Anom.
Ia memastikan program ini bisa dirasakan seluruh ibu hamil yang mengandung anak Nyoman dan Ketut, layanan yang didapat bisa digunakan di seluruh fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta yang menerima BPJS Kesehatan atau rujukan.
Karena masih tahap merancang regulasi lebih lanjut, Kepala Dinkes Bali mengatakan belum menetapkan alokasi anggaran pada program ini, namun ia memastikan program ini akan segera diluncurkan Pemprov Bali.
Pemberian insentif Nyoman dan Ketut sendiri merupakan program Pemprov Bali di tengah semakin berkurangnya penduduk Bali terutama yang bernama depan Nyoman dan Ketut, padahal itu merupakan salah satu kearifan lokal Bali.
Untuk itu Dinkes Bali mendorong masyarakat memanfaatkan program KB Bali empat anak ini, dimana rencananya akan mulai berjalan tahun 2026 nanti.
