Denpasar (ANTARA) - Presiden Komisaris PT Bali Turtle Island Development (BTID) Tantowi Yahya mengatakan calon investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali mulai mempertanyakan isu berkaitan dengan hubungan pengelola dengan masyarakat Desa Serangan.
Ia di Denpasar, Senin, menjelaskan beredarnya isu mengenai tidak harmonisnya hubungan pengelola dengan masyarakat adalah berita bohong, yang justru berdampak signifikan bagi iklim berusaha di KEK.
“Ini menciptakan banyak pertanyaan dari para calon investor mengenai iklim berusaha di tempat ini dan di Bali, hal-hal seperti ini pasti akan menjadi sesuatu yang mereka kaji aman atau tidak berinvestasi,” kata Tantowi.
Diketahui isu tidak harmonisnya kondisi KEK Kura-kura Bali muncul sejak pemasangan pelampung laut dan bermunculan video dan gambar larangan masyarakat mengakses area pembangunan.
Tantowi menegaskan bahwa selama ini mereka baik-baik saja, justru pembangunan di pulau tersebut jika semakin cepat dilakukan akan semakin banyak memberi lahan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Baca juga: KEK Kura-kura Bali diminta percepat pembangunan
“Investasi lah yang menciptakan lapangan kerja, semakin banyak investasi, semakin banyak lapangan pekerjaan dan itu sudah pasti akan membuat ekonomi sirkular,” ujarnya.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru itu menyebut calon investor yang mempertanyakan isu bohong tersebut terdiri dari investor lokal dan asing, namun ia belum dapat membocorkan identitasnya.
Yang menjadi ketakutan PT BTID selaku pengelola kawasan nantinya minat investor menaruh uangnya akan beralih, apalagi melihat saat ini jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali menurun, tapi melonjak di Thailand dan Vietnam.
“Ini menunjukkan berita ini sudah dikonsumsi oleh investor luar negeri, investor luar negeri kalau pun tidak baca langsung pasti diceritakan oleh partner di Bali,” kata Tantowi Yahya.
Bendesa Desa Adat Serangan I Nyoman Gede Pariatha menambahkan, kondisi pulau di sisi Selatan Kota Denpasar itu justru jadi lebih baik sejak masuknya proyek besar ini.
Baca juga: KEK Kura-kura Bali mulai bangun marina internasional April
Ia bercerita dulunya warga Desa Serangan kesulitan dalam mengakses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan karena infrastruktur jalan, namun telah dibangunkan.
“Bahkan karena adanya jembatan lebih dari 100.000 pemedek ke Pura Sakenan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, lalu setiap tahunnya 200.000 wisatawan menyeberang dari Dermaga Serangan, dan setidaknya 40.000 pengunjung ke Turtle Conservation Education Center (TCEC),” ujarnya.
Terkait isu pembatasan akses ke teluk yang sempat dibatasi pengelola kawasan, Gede Pariatha menegaskan bahwa selama ini tak ada larangan bagi warganya, hanya membenarkan diwajibkan menggunakan identitas khusus dan rompi berwarna oranye sebagai penanda dan dapat beraktifitas dengan nyaman.