Denpasar (ANTARA) - Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) menjadikan filosofi Bali Tri Hita Karana (THK) sebagai landasan untuk mengatasi tantangan global sekaligus merumuskan solusi berkelanjutan.
“Dengan semangat Tri Hita Karana, kami mengajak seluruh pemimpin, inovator, dan insan peduli untuk bergabung dalam perjalanan transformasi,” kata Presiden UID, Tantowi Yahya di Denpasar, Bali, Kamis.
Tri Hita Karana adalah filosofi masyarakat di Pulau Dewata yang menekankan tiga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan sesama manusia.
Ia menjelaskan era globalisasi saat ini, manusia dihadapkan dengan tantangan yang semakin kompleks dan besar.
Baca juga: Tantowi: Pusat pengembangan AI segera hadir di KEK Kura-kura Sanur
Untuk itu, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru periode 2017-2021 itu menginisiasi Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) yang turut mendukung “Deklarasi Bersama Istiqlal”.
Deklarasi itu, kata dia, merupakan sebuah seruan bagi seluruh umat manusia untuk bersatu dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Ia menyebutkan ada lima hal yang dielaborasi untuk menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan, yakni nilai 5P gerakan global, seperti perdamaian, kesejahteraan, manusia, bumi dan kemitraan yang dilaksanakan melalui kolaborasi dan inovasi.
“THK U hadir sebagai panggilan untuk merefleksikan tantangan terbesar dunia sekaligus merumuskan solusi berkelanjutan yang berakar pada harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ucapnya.
Rencananya, imbuh dia, inisiatif THK U dilaksanakan pada 14 Desember 2024 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali.
Tantowi menambahkan THK U rencananya menghadirkan tokoh berpengaruh Tanah Air, di antaranya Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut B. Pandjaitan, Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dan Utusan Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu.
“THK U menawarkan ruang bagi refleksi mendalam dan dialog konstruktif,” katanya.