Denpasar (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mengajari ibu rumah tangga (RT) tata kelola keuangan dalam instrumen syariah untuk investasi dan usaha mikro.
“Masyarakat agar lebih cerdas dalam mengelola keuangan dan memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan,” kata Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Kamis.
Regulator lembaga jasa keuangan itu menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Bali dan Bank Syariah Indonesia dalam edukasi khusus edisi Ramadhan (Gerak Syariah) itu kepada ibu RT dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Ia menekankan pentingnya edukasi keuangan termasuk instrumen keuangan syariah yang dimulai dari lingkup keluarga.
“Salah satu sifat baik yang harus dimiliki adalah fathonah yang berarti cerdas sehingga melalui edukasi keuangan syariah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman,” ucapnya.
Baca juga: OJK sasar literasi keuangan syariah ke UMKM Bali
Sementara itu, Ketua Baznas Provinsi Bali Yunus Naim mengapresiasi pelaksanaan edukasi keuangan syariah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku UMKM di Pulau Dewata.
“Harapannya masyarakat dan pelaku UMKM dapat lebih optimal dalam mengelola keuangan secara tepat dan efisien baik dalam berinvestasi maupun dalam menjalankan kegiatan usaha,” kata Yunus.
OJK mengharapkan literasi keuangan itu dapat mendukung ekosistem industri jasa keuangan yang inklusif, inovatif dan berkelanjutan serta meningkatkan inklusi dan literasi masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah secara nasional masing-masing sebesar 39,11 persen dan 12,88 persen.
Menurut OJK, capaian itu masih jauh lebih rendah dari indeks literasi dan inklusi keuangan konvensional yaitu masing-masing mencapai 65,08 persen dan 73,55 persen.
Sebagai gambaran, jumlah UMKM berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali hingga 2023 mencapai 442.848 pelaku usaha yang mayoritas usahanya bergerak pada skala mikro mencapai 388.279 unit, kemudian usaha skala kecil mencapai 43.296 unit dan menengah sebanyak 11.273 unit.
Baca juga: OJK ungkap serapan KUR di Bali capai Rp10,81 triliun