Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan curah hujan di Kota Denpasar, Bali, mencapai 560 milimeter atau berada di atas normal pada Januari 2025.
“Batas atas normalnya 435,2 milimeter dan batas bawah normal itu 321,6 milimeter,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Rully Oktavia Hermawan di Denpasar, Bali, Kamis.
Ia menjelaskan curah hujan selama Januari 2025 itu juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata dalam kurun waktu selama 25 tahun yang mencapai 378,4 milimeter.
Dari hasil pengukuran harian sesuai buletin geodinamika Stasiun Geofisika Denpasar, curah hujan tertinggi terjadi pada 9 Januari 2025 dengan total mencapai 52,5 milimeter.
Sedangkan apabila dicermati per jam, rata-rata curah hujan selama Januari 2025 didominasi hujan pada malam hingga siang hari yakni mulai pukul 23.00 hingga 14.00 Wita.
BMKG mencatat intensitas hujan harian dengan capaian 50-100 milimeter tergolong hujan lebat.
Sedangkan prakiraan hujan di Bali untuk Februari 2025, dengan curah hujan kisaran 151-500 milimeter.
Ada pun prakiraan curah hujan tertinggi yakni 401-500 milimeter terjadi di sebagian besar Kecamatan Sukasada di Kabupaten Buleleng, dan sebagian kecil di Baturiti Kabupaten Tabanan dan Rendang di Kabupaten Karangasem.
Sedangkan untuk Maret 2025 di Bali, BMKG memprakirakan sebagian besar sifat hujan di seluruh Bali adalah normal.
Meski begitu, sebagian kecil kecamatan di Bali sifat hujannya adalah atas normal yakni di Melaya, Kubutambahan, Tejakula, Banjar, Baturiti, Penebel, Selemadeg Barat, Rendang, Sidemen, Manggis dan Kubu.
Kemudian sebagian di Petang dan Mengwi di Kabupaten Badung.
Sedangkan sifat hujan bawah normal sebagian kecil di Sukasada dan Kintamani.
BMKG menjelaskan curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.
Curah hujan satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat datar, tertampung air setinggi satu liter air.