Denpasar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar mengubah pengaturan panggung pada debat kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar.
Komisioner KPU Denpasar I Made Windia di Denpasar, Bali, Rabu, mengatakan perubahan pengaturan ini merupakan hasil evaluasi dan kesepakatan pasangan calon.
“Iya berubah ini hasil evaluasi debat pertama dan sudah disetujui bersama kedua tim,” kata dia.
Pada debat kedua bertema Denpasar Kota Ku Denpasar Rumah Ku ini panggung debat seketika berisi podium dan kursi tinggi di belakangnya, sementara pada debat pertama yang berlangsung pada Sabtu (19/10) lalu pasangan calon Ngurah Ambara-Adi Susanto dan Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa duduk di sofa dengan meja pendek tanpa podium.
Selain merombak pengaturan panggung, KPU Denpasar turut mengubah sistem pengundian pertanyaan, dimana pada debat pertama pengundian sub tema debat dan nomor pertanyaan dipilih panelis, sementara pada debat kedua sub tema dipilih panelis namun nomor atau huruf soal dipilih pasangan calon.
Adapun debat kedua Pilkada Denpasar berlangsung di lokasi yang sama di sebuah hotel di kawasan Sanur, namun dengan panelis berbeda.
KPU Denpasar mengumumkan panelis terdiri dari enam orang yaitu Wakil Rektor Akademik Universitas Mahasaraswati I Wayan Gde Wiryawan, dan Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Suwindia.
Selanjutnya Dosen Hukum Universitas Ngurah Rai I Wayan Putu Sucana Aryana, Direktur LSM Bali Sruti Luh Riniti Rahayu, Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Bali Ni Putu Sri Harta Mimba, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Denpasar I Ketut Widiyasa.
Ketua KPU Denpasar Dewa Ayu Sekar Anggaraeni menambahkan dalam pidatonya bahwa selain panelis, ada pula tim perumus yang menyusun pengaturan debat kedua sekaligus sub temanya.
“Melalui acara debat ini tim perumus telah menyusun sub tema yaitu adat dan budaya, anak dan perempuan, kesehatan, kelompok disabilitas, kelompok marginal, dan tata kelola pemerintahan yang dirangkum panelis dalam bentuk soal,” ujarnya.
Ia berharap pada debat terakhir ini masyarakat Kota Denpasar mendapat pendidikan politik dan wawasan untuk memilih ke TPS dengan mendengar visi misi dan program kerja sesuai RPJPD Denpasar yang ditawarkan kedua peserta Pilkada Denpasar.