Denpasar (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali telah menyiapkan sejumlah strategi dan langkah antisipasi untuk menjamin ketahanan pangan di provinsi setempat dalam menghadapi ancaman potensi kemarau panjang pada tahun 2024.
"Kami sudah melakukan antisipasi terkait musim kemarau panjang, karena tahun sebelumnya terjadi El Nino, sehingga diantisipasi terutama dari sisi ketersediaan air," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada di Denpasar, Jumat.
Ia menyampaikan langkah antisipasi yang disiapkan diantaranya mendorong indeks pertanaman (IP) lahan yang IP nol dan IP satu. "Lahan yang belum pernah sama sekali ditanam (IP nol) akan ditanami," ucapnya.
Sedangkan lahan yang IP satu atau lahan tadah hujan, yang selama ini dalam setahun hanya sekali tanam, akan didorong menjadi IP dua sehingga dalam setahun bisa dua kali tanam.
Baca juga: Distan Pangan Bali laksanakan operasi pasar di tujuh titik selama tiga bulan
"Untuk mendorong hal tersebut, dilakukan dengan memberikan bantuan pompa air dan irigasi perpompaan. Selanjutnya bendungan yang selama ini mengalami pendangkalan akan dikeruk sehingga bisa menampung air lebih banyak," kata Sunada.
Selain itu, untuk mulai menanam padi juga tidak akan dilakukan bersama-sama dan tidak lagi menunggu panen raya bersama. "Begitu habis panen, 15 hari, langsung ditanam untuk mengejar air sehingga luas tambah tanam (LTT) menjadi meningkat," ucapnya sembari mengatakan luas tanam di Bali mencapai 66 ribu hektare.
Selanjutnya, kata Sunada, juga menggenjot produktivitas karena produksi padi selain tergantung pada luas tanam juga pada produktivitas.
"Kalau hanya meningkatkan luas tanam saja, tetapi produksi rendah juga kurang maksimal. Berdasarkan data BPS, rata rata produksi per hektare mencapai 6,2 ton per hektare, tetapi kenyataan di lapangan itu ada lahan yang produksinya sudah 9 ton per hektare," katanya.
Oleh karena itu, meskipun sebelumnya El Nino, Provinsi Bali tetap surplus produksi padinya. Pada tahun 2023 surplus 42 ribu ton, dan tahun 2022 surplus 92 ribu ton.
Baca juga: Pemprov Bali: Harga beras tinggi bukan karena Pemilu