Bangli (ANTARA) - Manajer Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa menargetkan kunjungan 5.000 wisatawan dalam sehari selama momentum Penglipuran Village Festival Ke-11 pada 2024.
“Momennya ini musim puncak di Penglipuran, kami targetkan kunjungan wisatawan di angka 5.000 per hari karena sudah mencapai 3.500 per hari sejak kemarin,” kata dia di Kabupaten Bangli, Bali, Kamis.
Pentas budaya yang sebelumnya digelar akhir tahun ini dimajukan ke pertengahan tahun yaitu 4-7 Juli 2024, di mana dengan tambahan atraksi di bulan musim puncak membuat pengelola optimistis mencapai target tersebut.
“Yang menjadi pertimbangan kami terkait letak geografis, di mana curah hujan tinggi saat Desember sehingga kami pindah ke Juli, kemudian Juli juga musim muncak jadi wisatawan bisa mendapat atraksi tambahan,” ujar Sumiarsa.
Baca juga: Bangli terima penghargaan CNN "Desa Wisata Terkemuka 2024"
Dari catatannya, selama 2023 mereka menargetkan 800 ribu kunjungan namun akhirnya tercapai 980 ribu kunjungan dengan 85 persennya wisatawan domestik, sehingga kepadatan juga terjadi di waktu yang sama kali ini yaitu momentum libur kenaikan kelas.
Pengelola Desa Wisata Penglipuran memastikan selama kegiatan tidak ada kenaikan tarif masuk yakni tetap wisatawan domestik Rp15.000 untuk anak-anak dan Rp25.000 untuk dewasa, serta wisatawan mancanegara Rp25.000 untuk anak-anak dan Rp50.000 untuk dewasa.
Kelihan Desa Adat Penglipuran I Wayan Budiarta menambahkan bahwa dalam pembukaan saja melibatkan lebih dari 500 seniman yang akan menghibur pengunjung.
Dalam pembukaannya ditampilkan tari maskot Penglipuran Tari Raksaguni, Tabuh Jegog, Joged Bungbung Kolosal, parade budaya tempo dulu, parade barong ngelawang, dan pameran UMKM.
Baca juga: Penglipuran festival 2023 usung "Bamboo Paradise"
Desa adat juga menyiapkan lomba Tari Rangda, lomba makendang tunggal, lomba baleganjur, lomba late art untuk barista, musik pelipur lara, tradisi megibung, dan seni pertunjukan dari desa-desa tetangga setiap hari sepanjang Penglipuran Village Festival.
Tahun ini desa dengan predikat Desa Wisata Terbaik 2023 menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO) itu memilih tema Endless Devotion to The Mother Earth as a Spirit of Tourism yang bertujuan untuk mengabdikan diri kepada ibu pertiwi sebagai pemberi semangat dalam kehidupan khususnya kepariwisataan di daerah tersebut.
Desa Wisata Penglipuran dalam upaya meraih target kunjungan tersebut tidak sendirian, sebab mereka bergandengan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam program Senandung Dewi serta BUMN Pelindo.
Direktur SDM dan Umum Pelindo Ihsanuddin Usman mengatakan mereka telah membina Desa Wisata Penglipuran sejak 2017, mulai dari mengelola kamar kecil agar sehat dan rapi sampai memberdayakan hutan bambu sehingga menambah objek di dalamnya.
“Kami terus memberi dukungan agar Penglipuran menjadi ikon pariwisata yang bisa melibatkan seluruh pihak warga bukan wisata yang dimiliki oleh pemain di industri, dan ini tidak hanya di Penglipuran tapi kami juga bina Bunaken dan Raja Ampat,” ujarnya.