Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (Kadis PKP) Kota Denpasar, Bali, IB Mayun Suryawangsa mengatakan dengan posisi Denpasar sebagai pusat perekonomian dan pusat perdagangan, turut mendukung capaian kota ini meraih penghargaan Indeks Ketahanan Pangan Terbaik secara nasional.
"Denpasar ini sangat diuntungkan sebagai ibu kota Provinsi Bali, pusat perekonomian, dan pusat perdagangan di Bali, sehingga distributor pangan lebih banyak berada di Kota Denpasar," ujar Mayun Suryawangsa, di Denpasar, Rabu.
Kota Denpasar telah sukses meraih penghargaan Indeks Ketahanan Pangan Terbaik I Nasional tahun 2022 dengan nilai 91,82, kemudian kembali meraih penghargaan yang sama terbaik nasional untuk tahun 2023 dengan nilai 95,80.
Ia menambahkan, dengan Kota Denpasar sebagai pusat perekonomian dan pusat perdagangan di Provinsi Bali, sehingga distributor pangan lebih banyak berada di Kota Denpasar.
"Jadi, sebelum didistribusikan ke kabupaten lainnya, bahan pangan khususnya 'volatile food itu masuk ke Kota Denpasar dulu sebelum disebarkan ke kabupaten lainnya di Bali," katanya lagi.
Menurut Mayun, terkait Indeks Ketahanan Pangan ini berdasarkan sembilan indikator yang sudah ditetapkan, di antaranya ada indikator ketersediaan, kebutuhan, distribusi, akses air bersih, akses listrik, akses kesehatan dan sebagainya.
"Kota Denpasar dengan luas lahan pertanian sekitar 2.000 hektare, hanya mampu memenuhi 20 persen kebutuhan pangan masyarakat. Jadi 80 persen itu didatangkan dari daerah penyangga," katanya pula.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kota Denpasar, pemerintah setempat juga melakukan kerja sama antardaerah dengan sejumlah kabupaten di provinsi-provinsi penyangga, utamanya yang ada Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Di antaranya bahan pangan yang diperoleh melalui kerja sama antardaerah, seperti bawang merah, gabah, sayur mayur, telur ayam dan sebagainya.