Denpasar, Bali (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali optimistis tak ada lonjakan harga bahan pokok dan penting hingga Lebaran 2024 mengingat stok yang cukup.
"Tidak ada lonjakan, sudah kita antisipasi, beras cukup, bawang merah cukup, cabai juga, apalagi Maret dan April panen raya, saya pastikan tiga bulan ke depan, beras kita cukup," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Bali Wayan Sunada di Denpasar, Bali, Senin.
Menurut dia, salah satu komoditas yang awalnya diantisipasi Pemprov Bali adalah beras, lantaran harganya yang terus bergerak naik dari Rp15.000 hingga menyentuh Rp17.000 per kg, namun kini lonjakan harga itu akhirnya dapat ditekan dengan stabilisasi harga.
"Beras agar tidak terjadi lonjakan kita stabilkan di Rp15.000, tidak ada lagi Rp15.000-Rp17.000, tapi disetarakan agar petani juga menikmati hasil bertani, kita tidak ingin petani kita mendapat harga kurang bagus," ujar Sunada.
Distan Pangan Bali meyakini tak ada lonjakan saat Lebaran 2024 juga berdasarkan musim panen yang sudah dimulai, dengan ketersediaan melimpah maka diyakini harga menurun.
Baca juga: Bapanas jamin ketersediaan beras SPHP di Bali cukup buat Lebaran
"Harga justru turun semuanya tidak ada lonjakan harga beras atau bawang merah, bawang putih, atau cabai yang jadi pemicu inflasi. Kemarin, kita panen cabai harga jualnya Rp26.000 per kg, itu cukup kalau di bawah itu kasihan petaninya," katanya.
Upaya pemerintah lainnya adalah menggelar gerakan pangan murah di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin ini.
Salah satu pedagang yang juga petani, Murni (50) mengaku diuntungkan dari kegiatan itu, meski harga bawang putih dan bawang merah yang ditawarkan lebih murah, angka tersebut sudah menguntungkan petani karena stok yang berlimpah.
Dari harga pasaran bawang putih Rp40.000 per kg, ia menjual Rp38.000, kemudian bawang merah Rp30.000, dijual Rp28.000, dan cabai Rp30.000 dijual Rp20.000 per kg.
Selain itu, Bulog Bali turut berpartisipasi dengan membawa enam ton beras SPHP atau setara 1.200 karung beras 5 kg dalam gerakan pangan murah serentak itu.
Baca juga: Bulog Bali respons permintaan agar lebih banyak serap gabah petani