Denpasar (Antara Bali) - Pengamat politik Tjokorda Gede Atmadja Karang berpendapat lambatnya PDIP mengeluarkan rekomendasi calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung karena mereka terlalu berhitung agar tidak sampai kalah di Pilkada Bali.
"PDIP harus memperhitungkan betul kekuatannya berdasarkan pengalaman hasil pilkada di beberapa kabupaten sebelumnya," kata mantan Rektor Universitas Ngurah Rai itu, di Denpasar, Senin.
Padahal menurut dia, calon dari PDIP mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan Pilkada Bali 15 Mei mendatang, bahkan diprediksi dapat memperoleh suara di atas 60 persen.
Seperti diketahui, hingga tinggal dua hari waktu penutupan pendaftaran cagub dan cawagub di KPU Bali, PDIP belum juga mengumumkan hasil rekomendasi dari DPP terkait pasangan calon yang akan maju. Bahkan Rakerdasus yang sedianya digelar hari ini pun ditunda.
"Jika berdasarkan hitungan-hitungan kekuatan parlemen dan kepala daerah, PDIP cukup kuat, sekarang tinggal seberapa jauh mereka dapat menggerakkan kader di bawah," ujarnya.
Anggota DPRD dan bupati/wali kota dari PDIP tidak bisa dipandang sepele karena mereka memiliki elektabilitas untuk mempengaruhi masyarakat.
"PDIP terlalu berhitung bisa jadi karena di internal partai ada dua kubu, yakni yang pro incumbent dan yang menginginkan adanya transformasi," ujarnya.
Bagi Atmadja wajar saja ada kubu-kubu tersebut karena yang namanya politik praktis adalah sesuatu yang tidak pasti. (LHS/T007)