Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar, Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta warga setempat untuk mematuhi arahan dari para bandesa adat (pimpinan desa adat) masing-masing, terkait pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1946.
"Sebelumnya kami sudah mengundang semua bandesa adat di Kota Denpasar. Imbauan Nyepi sudah dituangkan dalam berita acara kesepakatan," ujar Jaya Negara di Denpasar, Kamis.
Oleh karena itu, Jaya Negara mengimbau warga Kota Denpasar agar dapat mengikuti dengan baik apa yang disampaikan bandesa adat masing-masing, terkait kesepakatan pelaksanaan Hari Suci Nyepi pada 11 Maret 2024.
Rangkaian pelaksanaan Hari Nyepi sudah dimulai dari 7 dan 8 Maret dengan kegiatan ritual Melasti, kemudian Tawur Kesanga dan Pangerupukan pada 10 Maret dan Ngembak Geni pada 12 Maret 2024.
"Kami menyerahkan sepenuhnya pada desa adat yang menaungi wilayahnya. Ini desa mawacara (desa mempunyai adat sendiri). Kami sangat menghormati itu karena di masing-masing desa adat bisa saja ada sedikit perbedaan," ujarnya.
Namun, Jaya Negara menegaskan secara umum ia mengharapkan pelaksanaan Nyepi agar berlangsung, aman, tertib dan damai. Demikian juga toleransi antar umat beragama juga dapat terjaga dengan baik.
Jaya Negara menyampaikan pada saat Nyepi tahun-tahun sebelumnya juga pernah hari Jumat. "Kami atur pelaksanaan sholat dan Nyepi tetap bisa berjalan dengan baik karena kita saling menghormati dan saling menghargai dengan berlandaskan semangat menyama braya atau vasudhaiva kutumbakam (persaudaraan)," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Bali jamin WiFi tetap nyala saat Nyepi
Sebelumnya, Jaya Negara dalam agenda Rapat Persiapan Rangkaian Hari Nyepi Saka 1946 juga meminta agar Dinas Kesehatan dan puskesmas di kota itu dapat menyiagakan ambulans saat pengarakan ogoh-ogoh di Malam Pangerupukan atau sehari menjelang Hari Suci Nyepi.
"Ambulans agar disiagakan pada titik-titik tertentu sehingga bisa segera memberikan pertolongan jika ada warga yang pingsan ataupun cedera saat pengarakan ogoh-ogoh," ujarnya lagi.
Dalam rapat tersebut juga diambil kesepakatan agar dalam pengarakan ogoh-ogoh tidak menggunakan sound system (pengeras suara), kemudian ogoh-ogoh yang diarak tidak boleh keluar wilayah desa adat dan warga dapat saling menjaga ketertiban.
Jaya Negara mengingatkan warga Kota Denpasar supaya dapat saling menjaga diri agar tidak sampai terjadi gesekan sehingga perayaan Nyepi dapat berjalan baik dan lancar.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai stop operasi 24 jam saat Nyepi