Komisi Pemilihan umum (KPU) Kabupaten Tabanan menemukan beberapa kesalahan pencatatan surat suara pada saat menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di tingkat Kabupaten Tabanan, Bali, Minggu.
Ketua KPU Tabanan I Wayan Suwitra mengatakan, dalam rapat pleno hari pertama berdasarkan laporan dari petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), ditemukan sejumlah masalah di TPS saat pemilu yang berlangsung pada 14 Februari lalu, yakni kesalahan teknis pada proses pencatatan surat suara saat rekapitulasi.
"Pokok permasalahan yang ditemukan pada rapat pleno kali ini adalah, kesalahan administrasi hingga surat suara salah catat," ujarnya.
Wayan Suwitra mengaku meski ada sejumlah permasalahan saat rapat pleno seperti yang disampaikan oleh petugas PPK, namun pihaknya menjamin masalah tersebut tidak akan menggangu hasil perolehan suara pilpres.
"Walau ada permasalahan sedikit dalam rapat pleno yang digelar hari ini sampai dengan 4 Maret, namun permasalahan tersebut segera diperbaiki. Secara keseluruhan acara rapat pleno ini berjalan kondusif dan aman," katanya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Tabanan Ketut Narta menjelaskan, pola kesalahan administrasi tersebut menyangkut perubahan administrasi, yakni jumlah surat suara yang kurang tidak dicatat di TPS.
Baca juga: KPU Bali bagikan jadwal rekapitulasi suara kabupaten dan kota
Baca juga: KPU Bali bagikan jadwal rekapitulasi suara kabupaten dan kota
"Permasalahan dalam rapat pleno baik masalah administrasi ataupun surat suara salah catat, harus segera diselesaikan, hal tersebut untuk mencegah jangan sampai pada saat rekapitulasi di provinsi jadi menambah masalah," katanya.
Terkait dengan partisipasi masyarakat dalam pemilu, Ketua KPU Tabanan I Wayan Suwitra menambahkan, dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Februari lalu, target partisipasi pemilih di Kabupaten Tabanan merangkak naik.
"Di pilpres 2024 partisipasi pemilih yang semula ditargetkan sebanyak 85 persen tanpa diduga naik menjadi lebih dari 88 persen," ujarnya.
Kenaikan jumlah partisipasi pemilu ini dikarenakan banyak partisipasi dari generasi Z yang ikut serta pemilu kemarin.
"Generasi muda sekarang jumlahnya lebih berbeda dibandingkan pada pemilu 2019 lalu," ujar Wayan Suwitra.
Baca juga: KPU Bali evaluasi kinerja KPPS untuk direkrut lagi pada pilkada
Baca juga: KPU Bali evaluasi kinerja KPPS untuk direkrut lagi pada pilkada