Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan narasi penurunan jumlah petani menurun tidak tepat karena jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) meningkat 8,74 persen dalam 10 tahun terakhir.
“Data Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) meningkat 8,74 persen,” kata Mentan Amran di Jakarta, Senin.
Meskipun ada kondisi jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) menurun sebesar 7,45 persen, lanjutnya, hal itu karena usaha pertanian makin efisien karena meningkatnya penggunaan alat dan mesin pertanian yang menekan jumlah tenaga kerja.
“Justru hal ini menunjukkan keberhasilan transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Penggunaan mekanisasi berhasil membuat efisiensi waktu pengolahan lahan hingga 97,4 persen,” ucapnya.
Baca juga: Mentan beri traktor jika masyarakat tani laporkan korupsi
Amran pun mencontohkan, dulu bertanam butuh 20 orang untuk 1 hektare, kini cukup satu orang selama 5 jam. Begitu pula panen dengan combine harvester yang cukup 2 orang per hektare selama 4 jam.
Kemudian, BPS juga mencatat bahwa jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) meningkat 35,54 persen. Selain itu jumlah petani milenial yang berumur 19–39 tahun meningkat menjadi 6,183,009 orang atau sekitar 21,93 persen dari total petani Indonesia.
“Petani milenial saat ini 16,78 juta orang menurut data BPS terkini, dan terus akan bertambah. pemerintah terus mendorong regenerasi petani dan terlihat berbagai program kita memberi dampak positif,” jelasnya.
Tak hanya itu, level mekanisasi pertanian Indonesia terus naik dimana pada tahun 2015 yang lalu hanya 0,5 Horse Power (HP) per hektare.
Tercatat pada 2018, level mekanisasi pertanian Indonesia meningkat menjadi 1,68 HP per hektar dan terus naik tahun 2021 mencapai 2,1 HP dan diprediksi tahun ini menjadi sekitar 3,5HP/ha.
Pemerintah menargetkan level mekanisasi Indonesia mampu setara dengan Jepang, Taiwan dan negara lainnya.