Denpasar (ANTARA) - BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp1,72 triliun selama Januari hingga 15 Desember 2023 atau melampaui realisasi pada 2022 mencapai Rp1,3 triliun.
“Realisasi itu sudah mencapai 99,99 persen dari target KUR tahun ini,” kata Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma, di Denpasar, Rabu.
Adapun target KUR 2023 mencapai Rp1.728.516.000.000, dan sudah tercapai Rp1.728.281.000.000.
Pencapaian itu karena didorong diversifikasi segmentasi penerima KUR, di antaranya sektor prioritas UMKM pertanian serta dan peningkatan digitalisasi yang mempercepat penilaian terhadap debitur.
Pada sisi lain, bagi pelaku usaha mikro yang tidak bisa lagi mengakses KUR, karena dinilai sudah naik kelas pihaknya juga menyediakan fasilitas kredit usaha sejahtera unggul dan maju dengan suku bunga sebesar 10 persen per tahun.
Baca juga: BPD Bali cairkan KUR Rp1,65 triliun dorong kinerja UMKM
Sejak diluncurkan pada pertengahan 2023, hingga 15 Desember 2023 sudah dikucurkan mencapai Rp216 miliar program kredit usaha sejahtera itu.
Bank milik pemerintah daerah di Pulau Dewata itu mencatat porsi kredit UMKM sudah mencapai 48 persen, atau melampaui target dari Bank Indonesia untuk perbankan hingga Desember 2024 minimal sebesar 30 persen. Sedangkan untuk target penyaluran KUR BPD Bali pada 2024 mencapai Rp2 triliun.
“Pada 2024 kami akan melakukan penguatan teknologi yaitu dengan rebranding mobile banking dan aspek lainnya, sehingga kami bisa mengoptimalkan semua potensi di Bali dan layanan kepada masyarakat,” katanya pula.
Sementara itu, perkembangan kinerja secara umum di bank pelat merah itu menunjukkan hasil positif di antaranya laba yang tumbuh 14,53 persen pada November 2023 mencapai Rp706,63 miliar dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp616,9 miliar.
Baca juga: BRI Bali bidik komunitas UMKM genjot penyaluran KUR
Aset juga tumbuh 8,79 persen mencapai Rp35,1 triliun pada November 2023, meningkat dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp32,2 triliun.
Peningkatan aset itu didorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada November 2023 mencapai Rp29,6 triliun, atau naik 8,36 persen dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp27,3 triliun.
Sedangkan penyaluran kredit pada November 2023 mencapai Rp21,2 triliun atau tumbuh 5,24 persen dibandingkan periode sama 2022 mencapai Rp20,1 triliun.
“Rasio kredit bermasalah turun menjadi 2,09 persen pada November 2023 dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai 2,65 persen,” katanya lagi.