Denpasar (Antara Bali) - Kesadaran perusahaan ataupun instansi pemerintah di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, dalam menerapkan sistem manajemen keamanan dan keselamatan kerja (SMK3) masih rendah.
General Manager Surveyor Indonesia Kantor Cabang Surabaya, Baron Agung Wicaksono seusai memberikan presentasi pada acara BUMN Marketeers Club di Sanur, Denpasar, Rabu, memberi contoh di Surabaya terdapat sekitar 13.000 perusahaan, namun yang menerapkan SMK3 baru sembilan.
Menurut dia, selain kesadaran yang masih rendah, sebagian besar pihak perusahaan mengganggap sistem manajemen itu mahal dan tidak berguna padahal pemerintah menargetkan untuk membudayakan K3 pada 2015.
BUMN PT Surveyor Indonesia mendukung hal tersebut secara optimal guna membantu pemerintah mewujudkan target sesuai mandat Undang Undang No.50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keamanan dan Keselamatan Kerja.
"Kami secara aktif terus membantu membudayakan K3 kepada seluruh level manajemen di perusahan. Sebab budaya tersebut ada kaitannya dengan produktivitas kerja," ucapnya.
Baron menambahkan, melalui forum pertemuan BUMN Marketeers Club diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta tentang pentingnya penerapan sistem manajemen itu.
Sementara itu Reply, selaku Kepala Kantor Pemasaran Surveyor Indonesia di Denpasar, mengatakan, khusus untuk wilayah ibu kota Provinsi Bali sejauh ini cukup sulit mengetahui kesadaran dari perusahaan dalam menerapkan SMK3. (IGT/T007)
Kesadaran Terapkan SMK3 Rendah
Rabu, 23 Januari 2013 13:29 WIB