Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, memfasilitasi warga yang tergolong miskin mengikuti pelatihan keterampilan tata boga, tata rias, menjahit dan akuntansi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di kota setempat.
Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmi Saraswati, di Denpasar, Senin, mengatakan ada 16 orang warga Kota Denpasar yang mendapatkan fasilitasi kegiatan pelatihan penanganan kemiskinan ekstrem yang dinamakan program step up (melangkah maju).
"Program ini merupakan langkah kongkret dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat untuk mencapai perkembangan yang berkelanjutan dan diharapkan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang lebih baik," katanya.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara secara simbolis pada Senin ini menyerahkan bantuan kontribusi pelatihan penanganan kemiskinan ekstrem kepada empat perwakilan peserta pelatihan.
Laxmi menyampaikan bantuan dari Pemerintah Kota Denpasar untuk kontribusi pelatihan program step up sebesar Rp6,3 juta per orang. Biaya tersebut sudah mencakup modul, alat tulis kerja, bahan praktik, uang transportasi dan sertifikat.
Baca juga: Kota Denpasar miliki perpustakaan semikontainer untuk tingkatkan literasi
Peserta dapat memilih salah satu dari empat jenis pelatihan (tata boga, tata rias, menjahit dan akuntansi) yang disiapkan tersebut sesuai dengan minat dan bakat masing-masing peserta.
Dalam pelaksanaan pelatihan ini, Dinas Sosial Kota Denpasar bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Nusakarra Denpasar. Masing-masing jenis pelatihan dilaksanakan dalam 10 kali pertemuan dengan durasi empat jam setiap kali pertemuan.
Jenis pelatihan yang diberikan di tahun ini merupakan pelatihan pemula (dasar), dan rencana peserta akan diberikan pelatihan di level lanjutan di tahun 2024.
Menurut Laxmi, para peserta setelah mengikuti keseluruhan proses pelatihan, nantinya juga berkesempatan untuk mengikuti magang di hotel, restoran, usaha bakery dan pastry ataupun tempat usaha sesuai dengan jenis pelatihan yang diikuti.
Setelah mengikuti magang, nantinya mereka juga diupayakan untuk mendapatkan bantuan modal usaha atau barang.
Baca juga: Pemkot Denpasar minta berbagai komunitas tingkatkan peran tekan kasus HIV/AIDS
"Awalnya data jumlah warga dengan kemiskinan ekstrem yang akan mengikuti pelatihan ini sebanyak 30 orang berdasarkan data dari Bappeda Kota Denpasar," ujarnya.
Tetapi setelah dilakukan pengkajian, sudah ada yang bekerja, ada yang pindah domisili, ada yang sedang memiliki anak bayi dan sebagainya sehingga 16 orang yang mengikuti pelatihan.
I Wayan Darmawan, salah satu satu peserta pelatihan tata boga berharap ilmu yang didapatkan agar bisa diimplementasikan sehingga ke depannya bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
"Saya berharap bisa berdikari membuat usaha sendiri," ucap pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar air minum isi ulang itu.
Sukaryana, peserta pelatihan lainnya, juga menyampaikan terima kasih atas perhatian Pemerintah Kota Denpasar. Pria yang sehari-hari sebagai guru honorer di sekolah swasta itu berharap ke depannya pelatihan yang disiapkan semakin banyak dan tidak terbatas pada empat bidang saja.
"Saya memilih ikut pelatihan akuntansi. Harapannya pelatihan bisa diperluas dengan pelatihan lainnya sehingga bisa semakin membantu masyarakat," ujarnya.