Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 22 kelompok tani di Bali menggunakan pupuk organik dan meninggalkan bahan kimia untuk menjamin keamanan konsumsi hasil panen.
"Ke-22 kelompok tani tersebut terdiri atas kelompok tani padi, sayuran, dan hortikultura," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardana, di Denpasar, Senin.
Pertanian organik itu memerlukan waktu selama dua tahun, mulai dari proses pengembalian tanah, pengolahan, penanaman, perawatan, hingga pemetikan hasil.
"Petani yang melaksanakan pertanian organik dinilai cukup rumit dan berat, namun setelah dilakoni akan terasa mudah dan ringan," ujar Ida Bagus Wisnuardana.
Ia menjelaskan, hasil pertanian organik, baik beras, sayur mayur dan hortikultura selama ini harganya dua kali lipat dibandingkan sistem pertanian biasa. (*/M038/T007)
Kelompok Tani di Bali Tinggalkan Kimia
Senin, 21 Januari 2013 7:48 WIB