Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, pihaknya masih melakukan pengkajian terhadap tawaran dari Yayasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk menanamkan saham melalui obligasi daerah.
"Ini masih perlu kajian, karena menyangkut nilai-nilai besar GWK," kata Gubernur Pastika kepada wartawan seusai menandatangani naskah kerja sama menyangkut Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dengan kabupaten/kota se-Bali di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya tidak ingin memutuskan sendiri proyek monumental itu tanpa ada persetujuan dari DPRD setempat.
"Pada prinsipnya saya ingin GWK itu dapat dikelola dengan baik, dan menjadi aset Bali yang memiliki nilai ekonomis tinggi," harap Gubernur Pastika.
Ditanya tentang biaya pembuatan kepala burung garuda di kawasan GWK yang mencapai Rp1,6 triliun, Gubernur Pastika tidak memberikan jawaban secara rinci.
"Semua itu kita kaji dulu yang melibatkan berbagai pihak, sebelum diputuskan," ujar Gubernur Pastika.
Sebelumnya pihak Yayasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) menawarkan kepada Pemerintah Provinsi Bali agar ikut menanamkan investasi melalui obligasi daerah.
Ketua Yayasan GWK Gde Ardika dalam rapat gabungan DPRD Bali berharap dengan keikutsertaan Pemrov Bali dalam kepemilikan saham mampu mengelola GWK dengan baik.
Hal itu, kata dia, penting mengingat keberadaan GWK di Desa Ungasan, Kabupaten Badung, memiliki nilai strategis dalam bisnis pariwisata dan pelestarian seni budaya Bali.
Ia menambahkan, pihak yayasan dalam merampungkan kawasan objek pariwisata yang telah dibangun sejak 23 tahun lalu tersebut masih memerlukan tambahan dana sebesar Rp2,5 triliun. (*)