Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mulai tahun depan akan menanggung untuk seumur hidup biaya pasien yang harus menjalani cuci darah (hemodialisa)
"Kalau memang indikasinya harus cuci darah, tidak ada jalan lain ya harus cuci darah, jika tidak maka akan terjadi keracunan dan membahayakan otak pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Selasa.
Tanggungan biaya cuci darah seumur hidup tersebut, ujar dia, merupakan bagian dari program perluasan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) pada 2013.
Saat ini di Bali terdapat sekitar 1.250-an pasien yang harus menjalani cuci darah. Sedangkan alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk membayar klaim hemodialisa tersebut berkisar Rp50-70 miliar.
Terkait dengan belum semua rumah sakit daerah yang memiliki ruang cuci darah, pasien tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit terdekat yang melayani hemodialisa.
"Kami harapkan rumah sakit daerah bisa segera memiliki ruang hemodialisa, sehingga mampu meningkatkan pelayanan. Rumah sakit swasta tipe D saja mampu melayani hemodialisa, kenapa rumah sakit daerah tipe C belum mampu?" ucapnya.
Terhadap berbagai peralatan yang dimiliki oleh rumah sakit daerah yang sampai saat ini alatnya belum diregenerasi, Suarjaya mengharapkan agar setiap rumah sakit daerah memikirkan pembaharuannya.(LHS)
Bali Tanggung Pasien Cuci Darah Seumur Hidup
Selasa, 18 Desember 2012 17:07 WIB