Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian diperkirakan hingga empat meter di Selat Bali yang merupakan jalur penyeberangan Bali-Jawa, 7-9 Juni 2023.
“Kami imbau selalu perhatikan informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca,” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu.
Kecepatan angin diperkirakan hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam yang bergerak dari timur-tenggara dan potensi hujan ringan hingga berawan.
Selat Bali merupakan jalur penyeberangan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali menuju Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
BMKG juga mencatat ketinggian gelombang laut di Selat Lombok diperkirakan mencapai empat meter dengan kecepatan angin hingga 20 knot bertiup dari timur-tenggara.
Selat Lombok merupakan jalur penyeberangan yang menghubungkan Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem menuju Pelabuhan Lembar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selat Lombok juga menjadi jalur lintasan kapal dari Pelabuhan Benoa Denpasar menuju sejumlah kota di Indonesia bagian timur.
BMKG menyebutkan kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yakni perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Cuaca secara umum di Bali diperkirakan cerah-berawan dengan potensi hujan ringan yang tidak merata di Bali bagian utara, tengah, dan timur.
BMKG memperkirakan kondisi itu disebabkan oleh suhu muka laut berkisar 26-30 derajat Celcius dan masa udara basah terkonsentrasi di lapisan permukaan hingga lapisan 700 milibar atau 3.000 meter.