Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali merilis data mengenai inflasi gabungan Denpasar dan Singaraja Mei 2023 yang merupakan indikator proxy inflasi Bali, di mana angkanya lebih tinggi dari inflasi nasional.
“Secara nasional inflasi Indonesia 0,09 persen dan inflasi Bali untuk saat ini lebih tinggi dibandingkan nasional. Untuk penyumbang inflasi gabungan Denpasar mengalami inflasi secara bulan ke bulan 0,34 persen sedangkan Singaraja inflasi 0,37 persen,” kata Statistisi Ahli Madya BPS Bali I Made Agung Adnyana.
Di Denpasar, Senin, ia menyampaikan bahwa Denpasar menempati urutan ke 25 dan Singaraja urutan ke 20 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
“Inflasi menurut komponen secara month to month untuk komponen inti inflasi gabungan 0,26 persen, sedangkan komponen yang diatur pemerintah malah mengalami deflasi 0,54 persen dan komponen bergejolak mencapai 1,68 persen,” sambungnya.
Adapun tiga kelompok penyumbang inflasi tertinggi pada kota gabungan Denpasar dan Singaraja adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang pertama, di mana kelompok ini memberi andil 0,349 persen dan inflasi 1,32 persen.
Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang memberikan andil 0,121 persen dan inflasi 1,71 persen.
Lalu kelompok penyumbang inflasi ketiga untuk Mei 2023 adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menyumbang andil 0,016 persen dan inflasi 0,23 persen.
Selain itu, Agus menyebut ada lima komoditas penyumbang andil inflasi gabungan yang telah dijabarkan BPS Bali, di mana yang tertinggi pada komoditas daging ayam ras yang memberi inflasi 13,63 persen untuk Mei dan 0,82 persen jika dilihat tahun ke tahun.
Komoditas selanjutnya adalah canang sari, kemudian disusul air kemasan, daging babi, dan bawang merah.
Meski demikian, adapula lima komoditas utama penahan inflasi gabungan untuk Denpasar dan Singaraja, yaitu deflasi utama dari angkutan udara dengan andil 0,090 dan deflasi 8,67 persen.
“Cabai rawit andil month to month -0,042 persen, inflasi -14,23 persen, secara tahun ke tahun 0,189 persen dan inflasi 100,23. Komoditas lainnya, baju anak setelan, angkutan antar kota, dan cabai merah,” kata Agus.
Baca juga: BPS Bali: Kunjungan wisman hingga April 2023 dekati masa sebelum pandemi
Baca juga: Bawang merah jadi penyumbang tertinggi inflasi Mei 2023
Baca juga: Angkutan udara sumbang inflasi tertinggi di Denpasar dan Singaraja