Badung (ANTARA) -
Deputi Kerja Sama internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudanto saat ditemui di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis mengatakan pertemuan SOMTC pada dasarnya meningkatkan kerja sama negara-negara ASEAN dalam penanggulangan terorisme terlebih pada pencegahan, penegakan hukum dalam menindak terorisme, serta menggerakkan kerja sama dengan mitra ASEAN.
"Ini merupakan pertemuan tahunan kebetulan Indonesia adalah ketua di ASEAN dalam rangka penanggulangan terorisme, sehingga setiap tahun Indonesia dibebankan tugas untuk menjadi ketua dalam working group yang terkait dengan penanggulangan terorisme ini," kata dia.
Andhika mengatakan pertemuan tersebut penting dan mendesak mengingat terorisme merupakan kejahatan terorganisasi secara transnasional yang membutuhkan kerja sama juga melibatkan kawasan di luar negara-negara ASEAN.
Menurut keterangan Andhika, pertemuan yang juga melibatkan Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Republik Indonesia tersebut merupakan forum bagi anggota ASEAN untuk mempresentasikan pembaruan strategi nasional dan upaya dalam pemberantasan terorisme di negara masing-masing maupun di level kawasan.
Selain itu, kata Andhika pertemuan Kelompok Kerja ASEAN SOMTC terkait pemberantasan terorisme ke-19 menjadi tonggak penting dalam upaya bersama negara-negara ASEAN dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh terorisme sekaligus juga persiapan untuk dialog pemberantasan terorisme antara ASEAN dengan Australia pada 18 Mei 2023.
Selanjutnya hasil pertemuan tersebut juga akan dilaporkan ke forum pertemuan Menteri-Menteri ASEAN yang menangani kejahatan Lintas Negara atau yang biasa disebut AMMTC (ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime) yang rencananya akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2023 yang akan dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Baca juga: BNPT: Serangan terorisme 2023 di Indonesia turun 56 persen
Baca juga: BNPT ajak organisasi perempuan di Bali perangi radikalisme dan terorisme