Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali memprediksi pertumbuhan ritel menengah modern pada 2013 sekitar 10 persen dari tahun ini.
"Hal itu karena regulasi pemerintah dan potensi daerah lain yang dinilai belum strategis," kata Ketua Aprindo Bali I Gusti Made Dhordy di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, meski pasar retil menengah modern tumbuh, tetapi untuk perluasan cabangnya mengalami perlambatan karena terkait pembatasan jumlah dari pemerintah daerah.
Hal itu juga diperparah kabupaten/kota selain Kota Denpasar dan Kabupaten Badung tak memiliki potensi. "Dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kota Denpasar untuk membatasi ritel menengah mengakibatkan perkembangannya dialihkan ke Kabupaten Badung," ucapnya.
Pemberlakuan SK Walikota Denpasar itu juga memicu persaingan harga antar ritel menjadi kian sengit.
General Manager Circle K wilayah Bali AA Indra Prasta mengatakan, saat ini pengembangan jaringan ritel di wilayah lain selain di Kabupaten Badung nampaknya masih belum memungkinkan karena perhitungan nilai strategis pasar. (IGT/T007)