Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengungkapkan indeks sektor ritel di Pulau Dewata berlanjut dalam tren positif didukung ekspektasi konsumen yang berada dalam zona optimistis.
“Kinerja penjualan eceran di Bali terus meningkat atau berada di level optimistis di atas 100,” kata Kepala BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Selasa.
Berdasarkan analisis perwakilan bank sentral di Bali itu, kinerja positif sektor ritel pada 2024 diperkirakan terus berlanjut dalam jangka pendek dan menengah atau diperkirakan hingga semester pertama 2025.
Berdasarkan hasil survei penjualan eceran menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan dalam jangka pendek dan menengah. Sebanyak 100 responden penjual eceran atau pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya memiliki ekspektasi ritel cerah dengan indeks penjualan sebesar 188 lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 180.
Kondisi itu dinilai sebagai kelanjutan dari kinerja penjualan riil pada Desember 2024 dengan indeks mencapai 118,2.
Ia menjelaskan outlook peningkatan kinerja penjualan tersebut didorong oleh berbagai faktor termasuk pertumbuhan ekonomi Bali yang solid dan peningkatan daya beli masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung pada akhir tahun.
“Sebagai contoh, kebijakan penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10 persen selama perayaan Natal dan Tahun Baru mampu menjadi katalisator utama dalam peningkatan konsumsi di Provinsi Bali,” katanya.
Berdasarkan data pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai, pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan asing pada Desember 2024 sebanyak 1,07 juta wisatawan atau tumbuh 4,7 persen.
Ada pun penjualan ritel yang tumbuh positif pada akhir 2024 itu yakni kelompok peralatan informasi dan komunikasi, bahan bakar kendaraan bermotor, sandang dan barang lainnya, makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi serta suku cadang dan aksesori.
“Itu menunjukkan peningkatan konsumsi terjadi secara merata, tidak hanya terkonsentrasi pada sektor tertentu,” katanya.
Sementara itu, BI Bali mencatat indeks ekspektasi konsumen hingga satu semester 2025 diperkirakan masih berada dalam rentang optimis (berada di atas 100) yakni 146,3.
Faktor yang mempengaruhi optimisme itu di antaranya ketersediaan lapangan kerja, kegiatan usaha, dan penghasilan.