Denpasar (ANTARA) - Jajaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mencatat kinerja penjualan ritel di Pulau Dewata pada Maret 2022 mengalami perbaikan sebesar 0,8 persen (mtm) karena penurunan kasus COVID-19 dan relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Selain itu, juga banyaknya kegiatan di Bali pada bulan Maret yang didukung pelonggaran persyaratan tes antigen/PCR untuk pelaku perjalanan penerbangan," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.
Trisno menambahkan, dengan berbagai pelonggaran dan penurunan kasus COVID-19 telah berdampak pada aktivitas ekonomi Bali yang semakin bergairah.
Aktivitas ekonomi yang semakin bergairah ditengarai menjadi penyebab kenaikan penjualan bahan bakar kendaraan bermotor dan peralatan informasi dan komunikasi yang masing-masing sebesar 2,9 persen (mtm) dan 1,7 persen (mtm).
Baca juga: BI: IKK Bali tertahan karena penurunan aktivitas ekonomi masyarakat
"Secara tahunan, pertumbuhan kinerja penjualan eceran Bali pada Maret 2022 masih terjaga positif sebesar 2,4 persen (yoy)," ujar mantan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.
Pertumbuhan tahunan tersebut, lanjut Trisno, terutama bersumber dari meningkatnya penjualan untuk kelompok barang peralatan informasi dan komunikasi.
Kinerja penjualan eceran tahunan di Bali tersebut juga selaras dengan kondisi nasional yang juga terus meningkat.
Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) nasional yang tumbuh secara tahunan sebesar 8,6 persen (yoy).
"Pertumbuhan ditopang perbaikan kinerja penjualan eceran pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan tetap tingginya pertumbuhan kelompok makanan, minuman dan tembakau," kata Trisno.
BI Bali: Kinerja penjualan ritel membaik karena relaksasi PPKM
Senin, 11 April 2022 17:39 WIB